Sebagai bagian dari upaya pemulihan pembelajaran, Kurikulum Merdeka (yang sebelumnya disebut sebagai kurikulum prototipe) dikembangkan sebagai kerangka kurikulum yang lebih fleksibel, sekaligus berfokus pada materi esensial dan pengembangan karakter dan kompetensi peserta didik. Karakteristik utama dari kurikulum ini yang mendukung pemulihan pembelajaran adalah (1) Pembelajaran berbasis projek untuk pengembangan soft skills dan karakter sesuai profil pelajar Pancasila, (2) Fokus pada materi esensial sehingga ada waktu cukup untuk pembelajaran yang mendalam bagi kompetensi dasar seperti literasi dan numerasi. (3) Fleksibilitas bagi guru untuk melakukan pembelajaran yang terdiferensiasi sesuai dengan kemampuan peserta didik dan melakukan penyesuaian dengan konteks dan muatan lokal.
Dalam proses penyusunan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan (KOSP) dalam salah satu langkahnya adalah menetukan Profil Pelajar Pancasila. Profil Pelajar Pancasila dirancang untuk menjawab suatu pertanyaan besar, yaitu pelajar dengan profil (kompetensi) seperti apa yang didiinginkan oleh sistem Pedidikan Indonesia dalam hal ini SMP Negeri 5 Randudongkal. Profil Pelajar Pancasila memiliki enam kompetensi yang dirumuskan sebagai dimensi kunci. Keenamnya saling berkaitan dan menguatkan sehingga upaya mewujudkan profil pelajar pancasila yang utuh membutuhkan berkembangnya keenam dimensi tersebut secara bersamaan tidak parsial. Enam dimensi tersebut adalah (1) Beriman, bertakwa kepada Tuham Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, (2) Kebinekaan Global, (3) Bergotong Royong, (4) Mandiri, (5) Bernalar Kritis, (6) Kreatif. (sumber: https://pusatinformasi.guru.kemdikbud.go.id)
Dalam kurikulum merdeka terdapat mengenal istilah Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasil yang disingkat dengan P5. Dalam P5 terdapat 7 tema yaitu perubahan iklim global, kearifan lokal, bineka tunggal ika, bangunlah jiwa dan raganya, suara demokrasi, berekayasa dan berteknologi untuk membangung NKRI, dan kewirausahaan. Salah satu tema yang dipilih oleh SMP Negeri 5 Randudongkal adalah perubahan iklim global. Adapun wujud atau bentuk kegiatannya adalah pembuatan kompos berbahan dasar sampah daun kering yang ada di lingkungan sekolah atau sekitar sekolah. Praktik pembuatan kompos yang dipilih oleh SMP Negeri 5 Randudongkal bukan tanpa dasar dan tujuan.
Mengingat sekolah tersebut memiliki banyak pohon yang rindang sehingga setiap hari jumlah sampah daun yang berguguran banyak sementara tenaga kebersihan terbatas. Selama ini penangannya hanya dibakar sehingga unsur kemanfaatannya sedikit dan hampir tidak ada. Pembuatan kompos berbahan dasar sampah daun kering. Sasaran dari kegiatan ini adalah siswa diharapkan memiliki jiwa mandiri, kreatif, gotong royong, beriman dan bertakwa. Hal in imengacu pada mata pelajaran IPA, IPS, dan PABP. Proses pembuatan kompos juga memiliki keterkaitan dengan materi dalam bahasa Indonesia kelas VII semester I yaitu materi teks prosedur. Teks prosedur adalah teks yang berisi langkah-langkah untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Menurut Knapp & Watkins (2005:153-156) teks prosedur didefinisikan sebagai teks yang bertujuan dalam memberitahukan orang mengenai langkah yang harus dikerjakan atau cara sesuatu dilakukan. Selain itu, bahasa yang digunakan yaitu berupa ajakan atau persuasif. Sedangkan menurut Emilia (2012:28) teks prosedur adalah teks untuk menyatakan cara sesuatu hal dilakukan. Teks ini digunakan untuk menunjukan para pembaca tentang cara melakukan sesuatu maupun dengan urutan tertentu. Sebelum ada kegiatan P5 ini, untuk pembelajaran materi teks prosedur mengalami hambatan yaitu anak sulit menerima materi karena sifatnya teori. Untuk mengatasi hal itu, maka penjelasan disampaikan menggunakan media audio visual yaitu melalui tayangan LCD. Terobosan ini belum sepenuhnya membuat siswa menjadi cepat memahami karena hanya melaui kegiatan menonton atau menyaksikan tanpa praktik langsung. Dengan adanya kegiatan P5 yang diwujudkan dalam kegiatan praktik pembuatan kompos siswa menjadi lebih mudah dalam memahami materi. Ketika siswa diberi tugas untuk membuat contoh teks prosedur siswa langsung paham dikarenakan siswa praktik langsung dalam pembuatan kompos. Selanjutnya siswa mengaplikasikan pengalamannya ke dalam pembuatan teks prosedur.
Oleh
SLAMET KARTONO, S.Pd.
Guru SMP Negeri 5 Randudongkal
Kec. Randudongkal Kab. Pemalang