Menurut UU Sidiknas No. 20 Tahun 2003 Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara
Belajar adalah suatu aktivitas di mana terdapat sebuah proses dari tidak tahu menjadi tahu, tidak mengerti menjadi mengerti, tidak bisa menjadi bisa untuk mencapai hasil yang optimal. Sebagaimana menurut Ihsana (2017:4)
Matematika merupakan ilmu yang membahas angka-angka dan perhitungannya, membahas masalah-masalah numerik, mengenai kuantitas dan besaran, mempelajari hubungan pola, bentuk dan struktur, sarana berpikir, kumpulan sistem, struktur dan alat. Hal ini berarti bahwa objek yang dibahas dalam matematika hanyalah pada permasalahan angka saja, baik dalam permasalahan angka-angka yang memiliki nilai maupun sebagai sarana dalam memecahkan suatu masalah Menurut Ismail dkk (Hamzah, 2014: 48)
Menurut Peaget siswa Sekolah Dasar yang rata-rata berusia 7 sampai 12 tahun berada pada tahap operasional konkret. Selama tahap ini siswa dengan menggunakan benda-benda konkret untuk menyelidiki hubungan dan model-model ide abstrak (Muchtar A. karim, 1996 : 20). Oleh karena itu guru harus selektif dalam memilih dan menerapkan media pembelajaran Matematika bagi siswa di Sekolah Dasar sebisa mungkin benda yang biasa ditemui sehari-hari agar siswa merasa terbiasa memahami sehingga pembelajaran berjalan dengan mudah dan menyenangkan.
Berdasarkan observasi dan yang diperoleh di Kelas 4A SDN 03 Kebondalem Pemalang nilai ulangan matematika masih rendah.Nilai rata-rata penilaian formatif pada materi bangun ruang siswa yang tuntas hanya 13 orang dan yang belum memenuhi Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran KKTP 14 orang. Proses pembelajaran yang monoton, belum menggunakan media yang sesuai. Siswa merasa belum memahamiu maksud dari bangun ruang, sehingga merasa kesusahan dalam mengerjakan bangun ruang.
Pembelajaran yang dilakukan hanya dengan menggunakan ceramah membuat siswa kesusahan memahami maksud dari bangun ruang secara nyata. Siswa hanya menghafalkan menerima konsep-konsep bangun ruang yang sudah ada, tanpa siswa memahami apa maksud dari konsep dasar bangun ruang. Dengan demikian siswa merasa jenuh dan akhirnya siswa malah susah mengimplimikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini terjadi di Kelas 4A SDN 03 Kebondalem Kecamatan Pemalang Kabupaten Pemalang. Hasil siswa dari Penailaian Formatif bab Bangun ruang tidak tuntas yang seharusnya target 80% baru tercapai 13 siswa dari 27 siswa atau 48% .
Kemampuan dasar bangun ruang penting untuk mempelajari pelajaran Matematika selanjutnya dan kehidupan sehari-hari. Pada dasarnya bangun ruang sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Jadi sangat penting bagi siswa memepunyai ketrampilan dalam mempratikkan konsep bangun ruang dengan benda sekita yang biasa ditemui, agar siswa lebih konkret dalam memahami bangun ruang. yang dibutuhkan oleh kehidupan manusi sehari-hari. Dari hasil pengulangan materi bangun ruang pada siswa kelas IVA SD Negeri 03 Kebondalem mengalami peningkatan pencapaian taraf serafnya. Siswa yang berhasil tuntas meningkat dari yang tadinya hanya 13 siswa dari 27 siswa atau sekitar 56% menjadi 23 siswa dari 27 siswa sekitar 85%.
Itulah sedikit solusi yang penulis rasakan langsung terhadap muridnya di SDN 03 Kebondalem Kecamatan Pemalang Kabupaten Pemalang. Semoga dengan benda sekitar yang tidak asing lagi bagi anak-anak. Siswa merasa senang dan memahami makna konsep dasar bangun ruang. Siswa merasa tidak dibebani dalam menghafalkan konsep yang ada tentang bangun ruang sehingga siswa antusias dan bermakna
Demikianlah mengenai pemanfaatan benda-benda sekitar dalam konsep dasar bangun ruang. Semoga bermanfaaat bagi siswa sd Kelas 4. Tetapi jangan lupa selalu dalam belajar kita selipkan pendidikan karakter sehingga siswa mempunyai sifat terpuji dan berkarakter sesuai cita-cita tujuan dari Pendidikan Profil Pelajar Pancasila.
Oleh :
Herlina Widiyasari,S.Pd
Guru SDN 03 Kebondalem Pemalang