Tidak bisa di pungkiri lagi, anak-anak kita setiap harinya tidak bisa lepas dari digitalisasi. Dunia Handpone bagi anak sudah sangatlah melekat seolah mereka tidak bisa hidup tanpa handpone. Minat membaca buku pada anak kian terkikis dan sangat minim, membaca buku pelajaran ataupun membaca cerita yang dulu mereka sukai sekarang mulai berkurang dengan adanya game di handpone.
                  Buku merupakan salah satu sumber ilmu, salah satu jendela dunia yang pasti ada disetiap sekolah . Literasi baca tulis adalah pengetahuan dan kecakapan untuk membaca, menulis, mencari, menelusuri, mengolah, memahami informasi untuk menganalisis, menanggapi, menggunakan teks tertulis untuk mencapai tujuan, mengembangkan pemahaman, potensi, serta untuk berpartisipasi di lingkungan sosial. Pojok baca merupakan pemanfaatan sudut ruang kelas sebagai tempat koleksi buku dari para siswa di tiap – tiap kelas ( Nugroho, 2016 : 145 ).
                   Kemendikbud menjelaskan, pojok baca atau reading corner adalah ruang yang terletak di dalam ruang kelas yang telah dilengkapi dengan buku – buku bacaan. Pengenalan siswa ke pojok bacaan kelas diharapkan bisa menanamkan budaya membaca sejak dari kelas awal. Minat membaca adalah sebuah dorongan yang timbul maupun keinginan besar pada diri manusia yang menyebabkan ia menaruh perhatian, disertai perasaan senang pada kegiatan membaca sehingga dapat mengarahkan seseorang untuk membaca dengan kemauannya sendiri ( Rahayu, 2015 ).
                  Guru berupaya menumbuhkan minat membaca siswa di kelas dengan memfasilitasi pojok baca yang nyaman, rapi, menarik agar siswa selalu berkunjung ke pojok baca. Peran pojok baca di kelas yang menumbuhkan minat membaca siswa yaitu: Pertama fasilitas tempat membaca yang membantu siswa untuk terus membaca di dalam kelas. Kedua bahan bacaan terdekat yang terdiri dari berbagai jenis buku mulai dari buku pelajaran sampai buku non pelajaran. Ketiga tempat yang nyaman untuk membaca, tempat yang nyaman akan membuat siswa merasa betah di pojok baca untuk membaca buku yang terdapat di dalam pojok baca. Keempat tempat baca yang menarik perhatian siswa untuk terus membaca karena pojok baca di hias semenarik mungkin agar membuat siswa selalu ingin berkunjung di sana.
                  Setiap pagi sebelum memulai pembelajaran siswa kelas VI ( enam ) SD Negeri 6 Klampok di biasakan budaya membaca di kelas untuk meningkatkan pemahaman dan minat baca terhadap siswa. Mengajak siswa kelas VI untuk mencari membaca dan mempelajari buku yang menarik. Guru kemudian memberikan tugas kepada peserta didiknya untuk mencari sumber belajar dalam buku yang diminati. Guru mewajibkan siswa untuk membaca buku setiap hari, orang tua siswa memantau dengan menandatangani laporan membaca dengan struktur yang telah ditetapkan bersama. Guru kelas VI SD N 6 Klampok mengadakan kelompok membaca harian membaca mingguan serta bedah buku. Guna menarik antusias siswa, guru mengadakan lomba kelas seperti menulis dan membaca buku, menulis cerpen serta mendongeng. Secara tidak langsung kegiatan tersebut akan menuntut siswa banyak membaca untuk mencari referensi dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Pojok baca di kelas berperan menumbuhkan minat membaca siswa, ada yang tumbuh minat membacanya terhadap buku pelajaran, ada pula yang tumbuh minat membacanya terhadap buku non pelajaran. Hal tersebut terjadi karena pembiasaan yang dilakukan guru dan siswa setiap harinya, sehingga tumbuh rasa suka membaca dan senang yang pada akhirnya mereka nyaman dengan membaca . (*)
Noviantik Karolina, S.Pd.SD
Guru Kelas
Guru SD Negeri 6 Klampok, Purwareja Klampok, Banjarnegara