Problem Posing terdiri dari dua kata yaitu “problem” yang artinya masalah dan “posing” berasal dari kata “pose” artinya mengajukan atau membentuk. Problem posing merupakan pembelajaran yang siswa diminta untuk mengajukan masalah (soal) berdasarkan situasi tertentu.
As’ari (2000:5), mengartikan model pembelajaran problem posing dengan pembentukan soal atau merumuskan soal atau menyusun soal.
Sedangkan Silver (M. Thobroni) mencatat bahwa istilah menanyakan soal biasanya diaplikasikan pada tiga bentuk aktifitas kognitif yang berbeda, yaitu sebagai berikut: kesatu,menanyakan per solusi: seorang siswa membuat soal dari situasi yang diadakan. Kedua, menanyakan di dalam solusi: seorang siswa merumuskan ulang soal seperti yang telah diselesaikan. Ketiga, menanyakan setelah solusi: seorang siswa memodifikasi tujuan dan kondisi soal yang sudah diselesaikan untuk membuat soal-soal baru.
Problem Posing atau pengajuan masalah berkaitan dengan kemampuan guru memotivasi peserta didik melalui perumusan situasi yang menantang. Peserta didik dapat mengajukan pertanyaan yang dapat diselesaikan dan berdampak positif kepada peningkatan kemampuan mereka dalam memecahkan masalah.
Dalam pelaksanaan kegiatan di kelas, guru memilih strategi yang melibatkan peserta didik aktif dalam belajar, mengalami proses belajar. Guru hanya membimbing, menunjukkan jalan dengan memperhitungkan kepribadian peserta didik. Kesempatan untuk berbuat dan aktif berpikir lebih banyak diberikan kepada peserta didik.
Pada prinsipnya, model pembelajaran problem posing mewajibkan siswa untuk mengajukan soal sendiri melalui belajar soal dengan mandiri.
Model pembelajaran problem posing ini mulai dikembangkan di tahun 1997 oleh Lyn D. English, dan awal mulanya diterapkan dalam mata pelajaran matematika.Selanjutnya, model ini dikembangkan pula pada mata pelajaran yang lain (Wulandari, 2007: 24).
Menurut Silver (Irwan, 2011: 3) juga mengatakan problem posing merupakan aktivitas yang meliputi merumuskan soal-soal dari hal-hal yang diketahui dan menciptakan soal-soal baru dengan cara memodifikasi kondisi-kondisi dari masalah-masalah yang diketahui tersebut serta menentukan penyelesiannya.
Suyitno (2004:31-32) menjelaskan penerapan model pembelajaran problem posing dalam pembelajaran Keberagaman adalah sebagai berikut: Pertama, guru menjelaskan materi pelajaran Keberagaman kepada para siswa. Penggunaan alat peraga untuk memperjelas konsep sangat disarankan. Kedua, guru memberikan latihan soal secukupnya. Ketiga, siswa diminta mengajukan 1 atau 2 buah soal yang menantang, dan siswa yang bersangkutan harus mampu menyelesaikannya. Tugas ini dapat pula dilakukan secara kelompok. Keempat, pada pertemuan berikutnya, secara acak, guru menyuruh siswa untuk menyajikan soal temuannya di depan kelas. Dalam hal ini, guru dapat menentukan siswa secara selektif berdasarkan bobot soal yang diajukan oleh siswa. Kelima, guru memberikan tugas rumah secara individual.
\
Oleh Dwi Wahyu
Guru SMPN 2 Purwodadi Grobogan