Pelajaran bahasa Indonesia di sekolah pada hakikatnya adalah mengajarkan anak agar dapat berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia. Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah Dasar diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi dengan bahasa Indonesia baik secara lisan maupun tulisan. Pembelajaran Bahasa Indonesia sangat penting di ajarkan di sekolah dasar karena mata pelajaran ini menjadi sarana dalam mempelajari mata pelajaran lainnya. Oleh karena itu pembelajaran bahasa Indonesia menjadi sangat penting untuk dipelajari oleh siswa.
Namun dalam pembelajaran yang terjadi, siswa kelas 3 SDN Ngendrokilo dalam belajar di kelas kurang bersemangat. Seringkali siswa tidak memperhatikan saat pembelajaran berlangsung. Mereka lebih asyik bermain sendiri di kelas daripada memperhatikan guru. Dari permasalahan tersebut, maka dapat diketahui bahwa siswa kelas 3 kurang bergairah dalam mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia. Maka dengan itu perlunya metode atau model pembelajaran yang benar-benar membuat siswa aktif dan senang dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
Guru perlu menggunakan strategi pembelajaran yang dapat melibatkan siswa secara langsung. Salah satunya dengan menggunakan model pembelajaran talking stick. Dengan suasana pembelajaran tersebut diharapkan dapat mengembangkan pola pikir siswa lebih kritis dan kreatif. Dalam kegiatan pembelajaran di SD, termasuk pembelajaran Bahasa Indonesia perlu menggunakan model talking stick karena model pembelajaran ini dapat meningkatkan berpikir kritis, kreatif, tanggung jawab, percaya diri, menghargai sesama teman karena mereka saling tergantung sehingga hal ini dapat memunculkan respon yang positif dan dapat membentuk siswa bersikap mandiri.
Talking Stick termasuk salah satu model pembelajaran kooperatif. Menurut Carol Locust (dalam Ramadhan 2010) mengutarakan bahwa Talking Stick (tongkat berbicara) adalah model pembelajaran yang dilakukan dengan bantuan tongkat, di mana siswa yang memegang tongkat wajib menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru setelah siswa mempelajari materi pokoknya. Model pembelajaran Talking Stick adalah model pembelajaran dengan bantuan tongkat yang mendorong siswa untuk berani menyatakan pendapatnya dan siswa yang memegang tongkat bergulir dari siswa satu ke siswa lainnya dengan diiringi oleh musik. Model pembelajaran Talking Stick sangat cocok diterapkan bagi siswa Sekolah Dasar karena selain untuk melatih siswa untuk berbicara, juga dapat menciptakan suasana kelas yang menyenangkan dan membuat siswa aktif.
Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut, (a) guru membentuk kelompok, (b) guru menyiapkan sebuah tongkat yang panjangnya 20 cm, (c) guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian memberikan kesempatan kelompok untuk membaca, (d) siswa berdiskusi membahas masalah yang terdapat di dalam wacana, (e) guru mempersilahkan anggota kelompok untuk menutup isi bacaan, (f) guru mengambil tongkat dan memberikan kepada salah satu anggota kelompok, kemudian guru memberi pertanyaan dan anggota kelompok yang memegang tongkat tersebut harus menjawabnya, demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru, (g) siswa lain boleh membantu menjawab pertanyaan jika anggota kelompoknya tidak bisa menjawab pertanyaan, (h) guru memberikan kesimpulan, (i) guru melakukan evaluasi/penilaian, baik secara kelompok maupun individu, (j) guru menutup pembelajaran.
Dengan model Talking Stick ini dapat memberikan perubahan pada siswa kelas 3 SDN Ngendrokilo. Siswa terlihat antusias dalam mengikuti pembelajaran dan penuh percaya diri. Perhatian siswa selama pembelajaran juga meningkat. Siswa menjadi fokus dan memperhatikan penejelasan guru. Dengan begitu model pembelajaran talking stick ini mampu menumbuhkan keaktifan dan perhatian siswa saat kegiatan pembelajaran di kelas. Hal ini tentu ditandainya minat dan partisipasi belajar siswa yang meningkat.
Oleh:
Akhmad Safrodin, S.Pd.SD
Guru Kelas III
SDN Ngendrokilo, Magelang