Membaca merupakan jendela ilmu pengetahuan yang bermanfaat juga penting bagi kecerdasan anak. Allah SWT memerintahkan pertama kepada Nabi Muhammad SAW adalah untuk “membaca”. Setiap umat manusia pada dasarnya menjadi sasaran perintah untuk membaca karena realisasi dari perintah tersebut merupakan menuju pembuka jalan tangga kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
Gerakan Literasi sekolah digiatkan oleh pemerintah dilakukan dengan harapan untuk meningkatkan minat baca dan membiasakan anak membaca buku 15 menit sebelum jam pelajaran dimulai. Dengan kemampuan membaca yang membudaya dalam diri setiap anak, maka tingkat keberhasilan di sekolah maupun dalam kehidupan di masyarakat akan membuka peluang kesuksesan hidup yang lebih baik (Syahidin, 2020; Teguh, 2017). Sebagai guru maupun orang tua berperan dalam mencerdaskan anak dengan mengajarkan membaca sebab, membaca dapat mengantarkan anak mencapai cita-cita dalam membangun peradaban.
Permasalahan anak menginjak usia sekolah dasar terutama pada kelas bawah mengalami kesulitan membaca disebabkan oleh keturunan genetik dari keluarga. Genetik kelainan anatomi otak sehingga kesulitan membaca dan mengeja. Orang tua kurang berinteraksi antara anak dalam kehidupan sehari-hari di rumah dalam mendampingi belajar membaca dikarenakan rutinitas pekerjaan. Guru kurang memperhatikan anak didik yang belum bisa membaca. Media pembelajaran yang kurang menarik waktu pembelajaran sehingga anak tidak tertarik untuk membaca.
Metode gerak cepat teknik belajar membaca langsung yang pernah dilaksanakan dengan menggunakan enam level teknik membaca yaitu level pertama mengenal huruf kapital dari A sampai Z maupun huruf kecil a sampai z. level kedua mengenal dan mengucapkan huruf vokal dan konsonan serta membaca vokal yang sama dalam dua suku kata contohnya : aiueo, ka, ki, ku, ke, ko serta dada, mama, pipi, kuku, buku. Level ketiga membaca dua vokal yang berbeda dalam dua sampai tiga suku kata contohnya : buka, cuci, debu, gula, kuda, kebaya, pepaya, polisi, negeri. Level keempat membaca dua suku kata berakhiran huruf konsonan contohnya : bambu, bibir, bulan, cicak, hewan, nomor, sakit, tandu. Level kelima membaca tiga suku kata dan berakhiran huruf konsonan di depan, tengah serta belakang contohnya : berbaris, berjalan, memanjat, tertidur, minuman, makanan. Level keenam membaca kata digraf dan kata diftong, kata digraf contohnya : air, mei, pandai, bioskop, pion, kios, audit, harimau sedangkan contoh kata digraf : ikhlas, syukur, nyamuk, nyali, ngarai, bangsa, dagang. Teknik gerak cepat anak membaca langsung dengan enam level di kelas bawah dapat dilaksanakan di rumah maupun sekolah.
Teknik membaca banyak sekali dalam membantu belajar anak membaca diantaranya menghiasi ruangan dengan kata dan huruf, membuat pojok baca rumah, menceritakan buku yang menarik setiap hari ke anak, memilih dan menyediakan buku bergambar serta tulisan sesuai kemampuan anak, mengajak teman-teman membaca bersama agar lebih asik, menetapkan jam membaca di rumah, menjadikan membaca sebagai aktivitas yang menyenangkan, waktu bermain gawai dibatasi dengan membaca, bermain dengan kartu huruf, bermain dengan magnet huruf.
Sabar dan tekun adalah cara terbaik untuk mengajak belajar anak untuk membaca karena anak belajar memiliki kecepatannya sendiri maka secara teratur orang tua maupun guru menanamkan kecintaan dengan membaca sejak dini sehingga memberi kesempatan anak bertumbuh pada masanya untuk sukses membaca dalam waktu singkat.
Gatot Sukarno Putra, S.Pd.,Gr
Guru PJOK SD Inpres Tiom
Kabupaten Lanny Jaya
Papua Pegunungan