JATENGPOS.CO.ID, SEMARANG – Dewi Rahmawati, warga Tegalsari, Kota Semarang ini mengaku takjub sepuluh tahun perjalanan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), BPJS Kesehatan terus berbenah dan menunjukkan transformasi mutu layanan melebihi ekspektasinya. Tak hanya kanal-kanal layanan administrasi secara digital yang terus di gencarkan, BPJS Kesehatan Cabang Semarang tak lupa tetap menjaga pelayanan di kantor cabang tidak kalah unggul.
“Saya memang memperhatikan progress pelayanan BPJS Kesehatan ini sejak awal tahun 2014 lalu. saya cukup terkejut ya, karena saya sudah mengenal BPJS Kesehatan ini sejak berdomisili di Palu, dan baru kali ini saya ke kantor BPJS Kesehatan Cabang Semarang pelayannnya wow,” ucap Dewi. Rabu (31/5).
Dewi berrcerita, kunjungannya ke kantor cabang BPJS Kesehatan untuk mengurus pindah Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) milik ibunya yang kebetulan baru saja pulang dari Pulau Kalimantan. Ia memang memahami sebenarnya untuk pindah FKTP bisa dilakukan melalui Aplikasi Mobile JKN, namu karena terkendala suatu hal ia datang ke kantor BPJS Kesehatan.
“Saya memahami sistem digital memang sangat membantu, namun adakalanya beberapa urusan bisa juga dilakukan secara konvensional untuk mempercepat memperoleh solusi,” tambahnya.
Meski belum pernah datang ke kantor pelayanan BPJS Kesehatan, Dewi mengaku disambut dengan ramah oleh satpam yang bertugas, serta diarahkan dengan penjelasan yang baik untuk menuju area mana ia dapat memperoleh pelayanan. Tak sampai disitu Dewi mengatakan kondisi kantor BPJS Kesehatan setelah periode Pandemi Covid 19 juga tetap mempertahankan tingkat keamanan dan higienitas di setiap sudutnya, ia paham betul mengenai kualitas pelayanan karena memang background pekerjaannya bergerak pada bidang quality service.
“Pelayanan di loket juga cepat, saya hitung hanya lima menit saja kebutuhan saya di loket telah terselesaikan. Ga pake lama Ga Pake Antre, Oke banget. Apalagi sekarang fitur produk layanan BPJS Kesehatan juga sangat bagus, banyak sekali perkembangannya dibandingkan dulu,” tegasnya.
Keramahan petugas BPJS Kesehatan diakui Dewi juga sangat ramah, dari awal pemberian greeting dan hospitality luar biasa profesional seperti taraf pelayanan hotel dan perbankan. Iapun memberikan skala penilaian di angka sembilan secara keseluruhan.
Bahkan pada saat Dewi melahirkan secara cesar, juga memanfaatkan kepesertaannya dalam Program JKN di Rumah Sakit Hermina Pandanaran Semarang. Berdasarkan pengalaman yang ia rasakan, pelayanan yang diberikan oleh fasilitas kesehatan sangat memuaskan. Selama memperoleh tindakan medis dan rawat inap dirinya tidak merasakan perbedaan layanan dengan pasien umum ataupun asuransi swasta. Bahkan obat-obatan juga terjamin utuh tanpa adanya iur biaya tambahan.
“Pada intinya, isu-isu sumbang yang banyak terdengar saya tidak merasakannya. Untuk sekelas asuransi kesehatan yang dikelola pemerintah, Program JKN ini sudah sangat luar biasa apalagi saya dan suami saya juga berkecimpung pada aspek pelayanan,” ucapnya lagi.
Dewi melihat Program JKN ini dari perspektif finansial, masih ada masyarakat yang berpikir menjadi peserta JKN belum tentu bermanfaat, karena mereka kebanyakan melihat, mendengarkan dari pihak pihak yang memiliki permasalahan yang sebenarnya belum memahami prosedur dr pelayanan Program JKN maupun belum memahami esensi Program JKN.
“Masih banyak orang yang berpikir, jika yang memakai layanan Program JKN ini dari kalangan menengah ke bawah, tetapi saya perhatikan, banyak golongan menengah ke atas, mereka justru sadar akan pentingnya jaminan kesehatan ini,” tambahnya.
Menurutnya, Program JKN ini tidak terpartisi untuk satu kalangan saja, jangan gengsi memanfaatkan layanan dari Program JKN, karena sebanyak apapun uang yang kita miliki akan habis jika ada bencana dan kendala ekonomi. (hm)