Polemik Persoalan Sampah Dicermati Dewan Karanganyar

Suasana di TPA Sukosari.

JATENGPOS.CO.ID, KARANGANYAR – Persoalan sampah di Karanganyar ternyata masih menjadi polemik tersendiri. Banyak program dan peraturan yang digulirkan ternyata belum menjadi solusi yang efektif.

Baru-baru ini malah sejumlah warga melakukan aksi demo di TPA Sukosari, Jumantono lantaran persoalan sampah yang tak kunjung rampung. Mulai dari terus menumpuknya dan meningkatnya volume sampah tanpa ada tindakan, hingga minimnya armada, dan tak jelasnya pengelolaan sampah di TPA Sukosari.

Sampah yang menumpuk mulai jadi bom waktu yang memicu munculnya ragam persoalan, dari faktor polusi, gangguan kesehatan warga sekitar, dan mangkraknya hibah alat pengolahan sampah yang tak dapat digunakan, sampai misteri tidak berjalannya program sampah selesai di desa.

Baca juga:  Bupati Demak: MAPSI Jadi Tolok Ukur Pendidikan Agama

Menurut Wakil Pimpinan DPRD Karanganyar, Anung Marwoko, persoalan sampah di Karanganyar ini semakin hari semakin serius. Karena solusinya baru sebatas memindahkan gunung sampah di TPS ke TPA. Ditegaskan Anung, Banggar DPRD Karanganyar di pembahasan anggaran tahun 2024 ini mengusulkan pada tim TAPD agar ada anggaran untuk pengelolaan sampah di KUAPPS tahun 2024 dengan nilai sekitar 4 miliar.


“Karena semakin serius, harus ada penambahan TPS di setiap daerah, kemudian penambahan armada baru sebanyak 3 atau 4, seperti truk dan backhoe,

Kita dorong untuk dianggarkan, paling tidak ya 4 miliar, agar jalan dulu pengelolaan sampah di Karanganyar,” jelas Politisi Partai Golkar ini pada wartawan, kemarin.

Baca juga:  Partai NasDem Berikan Pelayanan Kesehatan Gratis

Ditambahkan, Ketua Fraksi PKB Karanganyar, Sulaiman Rasjid, persoalan sampah yang semakin meruncing di Karanganyar ini sudah waktunya disikapi dengan serius. Harus ada program pengawalan menyeluruh terkait sampah ini dari hulu ke hilir.

“Mulai dari Desa harus ada pengawalan dan treatmen pengelolaan sampah, dipisahkan jenis sampah organik dan non organik, selain petugas keberhasilan juga diperlukan menggandeng relawan peduli sampah. Dan tentu saja hal itu harus disertai dengan anggaran yang cukup sehingga dapat dipastikan semua elemen yang terlibat dalam pengelolaan sampah ini terkaver,” terang Kyai asal Jumantono ini.

Sementara itu, Ketua DPRD Karanganyar, Bagus Selo menegaskan persoalan sampah di Karanganyar tak akan selesai hanya dalam satu kali anggaran. Namun, itu dapat diurai dengan optimalisasi Bumdes di tingkat desa. Sebab kondisi TPA saat ini sudah urgent. Karena volume sampah terus meningkat dengan alat penanganan yang tidak memadai.

Baca juga:  Kewahyon, Pasutri Ini Melenggang Jadi Dewan

“Masalahnya terkait sampah di Karanganyar ini anggarannya sedikit. Belum ada solusi tepat. Setidaknya bisa di mulai dengan kolaborasi, pihak desa dengan RT/RW, rembugan masalahnya apa. Cari solusi. Kalau armada itu kan hanya memindahkan masalah. Kita khawatir nanti cuma numpuk di sana juga. Yang urgent dan perlu pemikiran itu, pengelolaan TPA itu gimana?,” tandasnya. (yas)