Pada pembelajaran Matematika materi bangun ruang kelas 5 semester 2 SD Negeri 4 Genengadal, siswa kurang memahami materi dan merasa jenuh. Karena guru hanya berceramah memberi teori tentang bangun ruang. Hal ini terlihat dari banyaknya kesalahan siswa dalam memahami konsep sehingga mengakibatkankesulitan dalam mengerjakan soal. Beberapa kemungkinan penyebab rendanya hasil belajar siswa pada materi bangun ruang adalah penggunaan media yang kurang tepat.
Untuk mengatasi masalah tersebut yang perlu dilaksanakan penulis adalah menggunakan model pembelajaran kontekstual. Model pembelajaran kontekstual merupakan model untuk membuat siswa aktif dalam menggali kemampuan diri siswa dengan mempelajari konsep-konsep sekaligus menerapkannya dan mengaitkannya dengan dunia nyata di sekitar lingkungan siswa.
Pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar yang membantu guru mengkaitkan antara materi yang diajarkanya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam proses mengajar, hal terpenting adalah pencapaian pada tujuan yaitu agar siswa mampu memahami sesuatu berdasarkan pengalaman belajarnya. pemahaman adalah suatu cara yang sistematis dalam mengartikan, menafsirkan, menerjemahkan atau menyatakan sesuatu dengan caranya sendiri setelah sesuatu itu diketahui dan diingat. Dengan menghubungkan antara apa yang peserta didik (siswa) pelajari dan bagaimana pengetahuan itu akan digunakan untuk memahami konsep-konsep akademis (seperti konsep-konsep matematika, fisika, atau biologi), tentunya sangat berguna bagi kehidupan mereka di masa datang atau saat mereka bermasyarakat ataupun saat di tempat kerja kelak yaitu dengan menggunakan pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning). Dengan demikian, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa.
Pembelajaran sebagai proses belajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreatifitas berpikir yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa, serta dapat meningkatkan kemampuan mengkontruksikan pengetahuan baru. Pembelajaran juga menjadi sebuah upaya meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi pelajaran.
Model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pengajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas. Tujuan penggunaan model pembelajaran sebagai strategi bagaimana pembelajaran yang dilaksanakan dapat membantu peserta didik mengembangkan dirinya baik berupa informasi, gagasan, keterampilan nilai dan cara-cara berpikir dalam meningkatkan kapasitas berpikir secara jernih, bijaksana dan membangun keterampilan sosial serta komitmen (Joice& Wells).
Model belajar menurut Udin (dalam Hermawan, 2006:3) adalah kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar guna mencapai tujuan belajar. Menurut Arend (dalam Mulyono, 2018:89), model belajar merupakan kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur sistematik dalam pengorganisasian pengalaman belajar guna mencapai kompetensi belajar.
Prinsi-prinsip pembelajaran meliputi: satu, peserta didik difasilitasi untuk mencari tahu, dua, peserta didik belajar dari berbagai sumber belajar, tiga, proses pembelajaraan menggunakan pendekatan ilmiah, empat, pembelajaran berbasis kompetensi, lima, pembelajaran terpadu, enam, pembelajaran yang menekankan pada jawaban divergen yang memiliki kebenaran multi dimensi, tujuh, pembelajaran berbasis keterampilan aplikatif, delapan, peningkatan keseimbangan, kesinambungan, dan keterkaitan antara hard-skills dan soft-skills, Sembilan, pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat, sepuluh, pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberiketeladanan (ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ingmadyomangunkarso), dan mengembangkan kreativitas pesertadidik dalam proses pembelajaran (tut wurihandayani), sebelas, pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat, duabelas, pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran, tigabelas, pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta didik, dan empatbelas, suasana belajar menyenangkan dan menantang.
Adapun langkah-langkah pembelajaran kontekstual yaitu satu, mengenalkan sosok/figur yang terkait dengan mata pelajaran yang diajarkan. Hal itu bertujuan untuk meningkatkan ketertarikan peserta didik pada kegiatan belajar mengajar serta memotivasi agar peserta didik bisa meniru kesuksesan sosok/figur tersebut. Dua, merumuskan manfaat serta tujuan materi yang akan dipelajari serta mengaitkannya dengan kehidupan sehari-hari. Tiga,memberikan umpan balik dengan cara membebaskan peserta didik untuk bereksplorasi, sehingga nantinya mereka bisa menemukan cara belajar yang sesuai. Empat, mengarahkan dan membimbing peserta didik selama mereka belajar untuk bereksplorasi.
Setelah menerapkan model pembelajaran Kontekstual, hasil belajar siswa kelas V SDN 4 Genengadal mengalami peningkatan hasil belajar, siswa mulai memahami materi matematika tentang bangun ruang.
Warsini, S.Pd.SD.
Guru SD Negeri 4 Genengadal