UKSW Kukuhkan 3 Guru Besar Siap Menuju World Class University

Penyematan kalung senator oleh Ketua Senat UKSW dalam acara Rapat senat Terbuka dalam rangka Pengukuhan Guru Besar, Kamis (07-12-2023). ( foto : ist/dekan jateng pos)

JATENGPOS.CO.ID, SALATIGA- Tiga Guru Besar dikukuhkan oleh Rektor Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Prof. Dr. Intiyas Utami, S.E., M.Si., Ak., Kamis (7/12/2023).

Pengukuhan ditandai dengan pembacaan Surat Keputusan oleh Rektor Intiyas dan dilanjutkan dengan penyematan kalung senator oleh Ketua Senat UKSW Prof. Daniel Daud Kameo, S.E., M.A., Ph.D.

Ketiga Guru Besar tersebut adalah Prof. Dr. Umbu Rauta, S.H., M.Hum., yang juga adalah Dekan Fakultas Hukum (FH) dikukuhkan menjadi Guru Besar Bidang Ilmu Hukum. Sedangkan Prof. Yafet Yosafet Rissy, S.H., M.Si., Ph.D., LLM (AFHEA) yang saat ini juga menjabat sebagai Wakil Rektor UKSW Bidang Kerja Sama dan Kealumnian dikukuhkan menjadi Guru Besar Bidang Ilmu Hukum dan Ekonomi. Sementara itu, Prof. Hindriyanto Dwi Purnomo, S.T., M.IT., Ph.D., yang juga Kepala Departemen Sistem Informasi Fakultas Teknologi Informasi (FTI) dikukuhkan menjadi Guru Besar Bidang Teknik Elektro dan Informatika. Dengan dikukuhkannya 3 Guru Besar hari ini, UKSW resmi memiliki 21 Guru Besar.

Rektor Intiyas mengucapkan syukur kepada Tuhan atas anugerah tiga talenta Guru Besar yang diperoleh UKSW. Disebutkannya, kehadiran tiga Guru Besar yang baru dapat menjadi energi bagi UKSW untuk bertumbuh dan berdaya dampak menuju World Class University.


Rektor Inityas menyampaikan bahwa tantangan yang sesungguhnya bagi perguruan tinggi adalah menghasilkan karya yang mampu memecahkan masalah di masyarakat, gereja dan bangsa. Ketiga Guru Besar yang dikukuhkan hari ini menjadi bagian dari kekuatan UKSW untuk bisa berkontribusi dalam pencapaian Indonesia emas.

Baca juga:  Gelar Pasukan Pengamanan AEM, Polda Jateng Terjunkan Ratusan Personil Multi Fungsi

Dalam kesempatan ini, Rektor Intiyas mendorong para Guru Besar tersebut untuk menjadi poros dengan membentuk center of excellent sesuai dengan bidang keahlian masing-masing. “Selamat untuk dua fakultas, yaitu Fakultas Hukum dan Fakultas Teknologi Informasi atas capaian kinerja mutu dengan hadirnya Guru Besar baru. Kiranya semakin mumpuni dan menjadi teladan bagi semua insan di UKSW dan juga di aras nasional, bahkan global,” pungkasnya.

Turut hadir dalam pengukuhan Guru Besar hari ini, hadir Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah VI Bhimo Widyo Andoko, S.H., M.H., dan memberikan apresiasi atas lahirnya tiga Guru Besar di UKSW. “Terima kasih dan selamat kepada UKSW telah mengantarkan tiga Guru Besar baru,” ungkapnya.

Ia menyebutkan, bahwa lahirnya Guru Besar baru tersebut melengkapi 21 Guru Besar di UKSW dari 170 Guru Besar di seluruh Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di LLDIKTI Wilayah VI. Dengan demikian, UKSW menyumbang sedikitnya 12% dari 233 PTS di LLDIKTI Wilayah VI.

Bertambahnya Guru Besar ini, lanjutnya, menjadi bukti komitmen UKSW yang telah terakreditasi institusi Unggul untuk terus meningkatkan kualitas mutu pendidikan tinggi. “Kiranya hal ini juga memacu dosen lainnya untuk meningkatkan JAFA dan memperkuat kaki kepakaran di perguruan tinggi,” tandasnya.

Lainnya, Penjabat Gubernur Jawa Tengah yang diwakili oleh Kepala Subbag Tata Usaha Cabang Dinas Pendidikan Wilayah V Provinsi Jawa Tengah Indah Kumala Sari, S. IP turut menyampaikan ucapan selamat. “Selamat kepada Guru Besar baru yang dikukuhkan, capaian ini merupakan bukti komitmen terbaik UKSW,” ucapnya.

Baca juga:  Dinkes Jateng Siapkan Tempat Karantina bagi Masyarakat yang Nekat Mudik Lebaran

Disampaikannya, gelar Guru Besar memiliki tanggung jawab yang besar pula terhadap institusi. Guru Besar diharapkan dapat menjadi leader akademis, teladan integritas, serta dapat meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. “Terima kasih UKSW yang telah menjaga eksistensi ilmu sebagai bagian perubahan zaman, merangkul lapisan masyarakat sehingga terwujud miniatur kecil di Kota Salatiga,” pungkasnya.

Prof. Dr. Umbu Rauta, S.H., M.Hum., menyampaikan pidato ilmiah berjudul “Konstitusionalitas Ibu Kota Negara dalam Desain Hubungan Pusat Daerah Menurut UUD 1945”. Dalam orasi ilmiahnya, ia mengungkapkan bahwa negara kesatuan dan presidensialisme berkosekuensi antara hubungan antara pemerintah pusat dan daerah. Menurut penelitiannya, IKN adalah satuan pemerintahan daerah setingkat provinsi yang mempunyai karakter kekhususan. IKN melahirkan anomali dengan mengemban sifat Dual System Otorita IKN yang lebih dominan sebagai wilayah administratif daripada daerah otonom. Terakhir, disampaikannya bahwa diperlukan rekonstruksi kedudukan otorita IKN agar menampakkan karakter Pemerintahan Daerah.

Dosen yang ahli dalam bidang Ketatanegaraan ini juga telah menghasilkan berbagai karya ilmiah yang diperhitungkan di tingkat nasional, salah satunya buku Konstitusionalitas Pengujian Peraturan Daerah. Dalam kesempatan ini, ia menyampaikan terima kasih kepada banyak pihak yang telah berkontribusi dalam pencapaian Guru Besarnya.  “Pencapaian ini sebagai sarana memberikan kebajikan kehidupan bersama masyarakat gereja dan bangsa,” ucapnya.

Prof. Yafet Yosafet Rissy, S.H., M.Si., Ph.D., LLM (AFHEA)., menyampaikan pidato ilmiah berjudul “Analisis Ekonomi Terhadap Hukum Paten di Indonesia”.

Baca juga:  Jamin Keamanan Lebaran, Even internasional Hingga Tahapan Pemilu 2024 di Jawa Tengah

Dalam orasi ilmiahnya, ia menuturkan bahwa hukum kekayaan intelektual yang tadinya dimaksudkan memberikan perlindungan pada penemu atau penciptanya, dalam perkembangan hukum internasional ternyata memberikan efek negatif terhadap memberikan glorifikasi kepentingan dan kepemilikan individu.

Dalam perkembangannya, hukum kekayaan intelektual tidak disangkal menimbulkan paham neoliberalisme yang mendewakan pasar bebas. Hukum memberikan perlindungan yang kuat dan menafikan yang lemah dari sisi kepemilikan. Sampai pada titik ini, hukum termasuk hukum kekayaan intelektual, tidak ramah bagi kita semua.

Sementara itu, Prof. Hindriyanto Dwi Purnomo, S.T., M.IT., Ph.D., menyampaikan pidato ilmiah berjudul “Soccer Game Optimization: Integrasi Evolutionary Algorithm dan Swarm Intelligence Algorithm”.

Pada penelitiannya, ia berfokus pada penerapan kecerdasan buatan untuk keperluan industri. Seperti optimalisasi rute untuk meminimalkan biaya logistik, menentukan peletakan peralatan atau mesin di perusahaan manufaktur, dan optimalisasi peletakan fasilitas proyek konstruksi. Ia mengenalkan metaheuristic yang terinspirasi dari permainan sepak bola yang mengintegrasikan Evolutionary Algorithm dan Swarm Intelligence Algorithm, dan diberi nama Soccer Game Optimization (SGO).

Dinyatakannya, ide dasar SGO terinspirasi dari pemain sepakbola ketika membawa bola di mana setiap pemain akan berusaha mencari posisi yang menguntungkan. Saat ini aktif memperkenalkan dan mengembangkan kecerdasan buatan kepada Masyarakat. Hal ini dilakukan dengan melakukan pelatihan dan pendampingan.“Terima kasih kepada seluruh pihak yang berperan dalam pencapaian Guru Besar saya,” pungkasnya. (deb)