Budaya Unik di Jogjakarta yang Jarang Diketahui

JATENGPOS.CO.ID, SEMARANG – Sebenarnya, ada banyak sekali alasan mengapa Jogja menjadi destinasi wisata favoritnya para wisatawan lokal sampai internasional. Namun, salah satunya adalah karena Jogja adalah daerah yang kaya akan budaya. Menjelang musim libur, sudah bukan rahasia bahwa Jogja akan dipadati pengunjung. Segala tempat makan, penginapan dan hotel, akomodasi, hingga tempat sewa mobil di Jogja akan ramai.

Akan tetapi, dari sekian banyak budaya khas Jogja yang diketahui masyarakat, ada berbagai budaya pula yang sepertinya belum diketahui oleh para generasi muda. Meskipun begitu, Anda tetap bisa menikmati budaya-budaya yang ada di Jogja yang mungkin belum pernah Anda ketahui sebelumnya. Sebelumnya, ketahui dulu beberapa budaya Jogja yang mungkin jarang Anda ketahui.

1. Tumplak Wajik

Tumplak Wajik adalah salah satu dari beberapa upacara adat yang dimiliki masyarakat Jawa, yang masih diselenggarakan sampai saat ini. Upacara ini dilakukan untuk menandai bahwa proses merangkai gunungan, atau simbol sedekah raja pada rakyat telah dimulai. Gunungan sendiri atau sedekah tersebut lalu akan dibagikan pada warga yang ada di sekitar Jogja, saat upacara Grebeg.


Pergelarab budaya Tumplak Wajik ini umumnya akan dilakukan 3 kali dalam satu tahun, dan akan dipimpin oleh Keraton Jogja. Tumplak Wajik dilakukan pada 3 upacara Garebeg, yaitu Garebeg Mulud untuk memperingati hari lahir Nabi Muhammad, Garebeg Sawal penanda akhir bulan puasa,  dan Garebeg Besar untuk memperingati hari raya Idul Adha.

Baca juga:  PT Air Mancur Peduli Edukasi Obat Tradisional pada Kaum Milenial

2. Saparan

Sarapan, atau biasanya disebut dengan istilah bekakak adalah budaya Jogja yang juga jarang diketahui masyarakat awam. Budaya ini adalah salah satu tradisi Jawa yang dilakukan untuk mengenang jasa seorang abdi dalem, kesayangan dari Sri Sultan Hamengkubuwono I, yaitu Ki Wirosuto.

Sosok istimewa ini disebut hilang secara misterius, ketika mencari gamping di Gunung Gamping, bersama istrinya. Sama seperti namanya, upacara ini dilaksanakan setiap bulan Safar, dalam kalender Jawa. Ketika pelaksanaannya, upacara ini akan menggunakan sesuatu yang digunakan sebagai persembahan.

3. Sekaten

Tidak kalah menarik dari budaya sebelumnya, budaya ini adalah salah satu upacara kebanggaan para masyarakat Jogja. Upacara budaya ini bernama sekaten, yang merupakan salah satu rangkaian kegiatan tahunan. Diadakan untuk memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad. Konon katanya, budaya ini adalah tradisi yang sudah berlangsung dari lama, dari masa pemerintahan Kerajaan Demak. Pelaksanaan upacara ini ditandai dengan sebuah ritual yang dikenal dengan istilah Miyong Gangsa.

Baca juga:  Pekerja Seni Terdampak Pandemi Terima Paket Sembako Kemensos

“Miyos” berarti keluar, dan “Gangsa” berarti perunggu. Namun, dalam arti lain Miyos Gangsa adalah prosesi keluarnya gamelan yang ditandai dengan adanya dua perangkat gamelan yang berasal dari keraton. Keduanya kemudian dibunyikan secara terus menerus menjelang sekaten. Sekaten diperingati setiap tanggal 12 Rabiul Awal, atau bulan Mulud saat kelahiran Nabi Muhammad.

4. Labuhan Parangkusumo

Budaya berikutnya adalah upacara yang bernama Labuhan Parangkusumo. Upacara ini dilakukan untuk memohon doa keselamatan, serta membuang segala macam sifat buruk. Upacara ini juga mempunyai hubungan yang erat dengan legenda Ratu Pantai Selatan, dan Panembahan Senopati.

Labuhan Parangkusumo ini dipimpin oleh pihak dari Keraton Jogja dengan cara menghanyutkan benda tertentu dari tempat tertentu. Tempat yang bersangkutan ini sering disebut dengan petilasan.

5. Siraman Pusaka

Siraman Pusaka adalah sebuah upacara yang dilakukan dengan cara memandikan pusaka milik Ngarsa Dalem, atau milik Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Ketika pelaksanaannya, upacara ini dilakukan untuk menghormati serta merawat pusaka yang ada. Semua benda pusaka tersebut akan dibersihkan secara teratur tiap tahun, dan tiap ada tanda kerusakan. Berbeda dengan upacara lain yang dilakukan umum dan terbuka, upacara ini dilakukan secara tertutup.

6. Srandul

Budaya Sandul ini adalah salah satu kesenian tari tradisional yang begitu unik. Tidak sama dengan tarian tradisional pada umumnya, Srandul ini merupakan kesenian tradisional yang berasal dari Kabupaten Bantul. Meskipun sampai sekarang belum diketahui pasti penciptanya, kesenian ini konon sudah diwariskan secara turun temurun antar generasi.

Baca juga:  'No Time To Die' Bakal jadi Film Perpisahan Daniel Craig di James Bond

7. Jabur

Seperti banyaknya budaya dan kesenian asal kota indah ini, Jabur adalah salah satu kearifan lokal asal Jogja yang sangat kental dengan nilai islam. Jabur adalah seni wayang orang dengan nuansa Islam, yang mengisahkan berbagai cerita Babad Menak. Namun, sayangnya kesenian ini sudah jarang dipentaskan.

Itulah beberapa budaya dari Jogja yang mungkin jarang diketahui oleh banyak orang. Gimana? Semakin menarik bukan kota istimewa satu ini? Tak hanya keindahan alam saja, tetapi banyak nilai sejarah dan budaya yang ada dalam kota ini.

Jika Anda berniat menghabiskan waktu libur disini, pastikan sudah membeli tiket perjalanan dari jauh hari, karena akan ramai dan penuh. Supaya kebagian tiket perjalanan dan penginapannya, Anda bisa membeli dengan cara online yang lebih praktis dan mudah. Terlebih, saat ini sudah banyak agen jasa perjalanan yang terpercaya seperti Traveloka. Pastikan Anda mempersiapkan dari jauh hari.