JATENGPOS. CO. ID, SRAGEN – Sebanyak 12 puskesmas pembantu (Pustu) di kabupaten Sragen dari 49 Pustu yang ada, kondisinya rusak berat. Sehingga tidak bisa digunakan untuk melakukan pelayanan kesehatan masyarakat. Tinggal sisanya 37 Pustu yang masih bisa melayani kesehatan warga dengan baik.
Kepala Dinkes Sragen, dr.Udayanti Proborini menjelaskan, saat ini memang ada 12 Pustu yang mengalami kerusakan berat sehingga tak bisa digunakan pelayanan kesehatan. Hanya saja, pada tahun 2025-2028 nanti menjadi target perbaikan kami agar bisa dimanfaatkan kembali sebagai layanan kesehatan di pedesaan.
Bahkan selain perbaikan secara fisik, juga dilakukan pengajuan anggaran ke Kementerian Kesehatan untuk penambahan Sumber Daya Manusia (SDM) seperti tenaga medis maupun kader kesehatan. Kemudian fasilitas kesehatan, seperti peralatan medis laboratorium kesehatan daerah (Labkesda), yang tentunya juga menunjang kesehatan.
“Sehingga dengan perbaikan fisik, penambahan SDM dan ditunjang alat medis yang memadai layanan kesehatan di desa bisa optimal,” papar Udayanti, (31/3/2024).
Menurut Udayanti, saat ada 25 Puskesmas dan setiap Puskesmas ditunjang 2 Pustu. Bahkan Puskesmas Masaran 2 juga masuk skala prioritas untuk dipindah, lantaran setiap musim penghujan menjadi langganan banjir hingga mengganggu layanan kesehatan.
Beberapa langkah sudah diambil untuk alternatif tidak memindah puskesmas tersebut tetapi sulit.
“Sudah dilakukan beberapa langkah alternatif seperti meninggikan jalan maupun kontruksi bangunan tetapi tetap saja bila hujan rawan banjir. Sehingga memang harus relokasi,” jelas Udayanti.
Langkah pertama relokasi,kata Udayanti, dengan mencari lahan pengganti lebih dulu.
Diketahui, belum lama ini Puskemas Masaran 2 kebanjiran sehingga beberapa pasien rawat inap terpaksa diungsikan. Bahkan kondisi kebanjiran itu bukan kali pertama. Namun setiap musim penghujan sering kebanjiran. (ars/jan)