Menulis bukan hanya melahirkan pikiran atau perasaan saja, melainkan merupakan pengungkapan ide, pengetahuan, ilmu, dan pengalaman hidup seseorang dalam bahasa tulis. Menulis bukanlah kegiatan yang sederhana dan harus dikuasai oleh peserta didik. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi guru bahasa Indonesia untuk menyampaikan materi menulis kepada peserta didik. Menurut Sitepu (2013) resensi mengandung makna dasar “memeriksa, mencermati, meninjau atau melihat kembali” sesuatu. Dengan pengertian dasar yang demikian, objek resensi tidak hanya terbatas pada buku tetapi dapat berupa film, drama, pameran, dan berbagai bentuk/tampilan tulisan. Dibutuhkan wawasan yang luas untuk dapat mengulas sebuah karya. Tidak hanya sekadar membaca atau mengamati sebuah karya sastra tetapi juga dituntut memberikan penilaian. Layak-tidaknya sebuah karya dimuat, bagus-tidaknya sebuah karya dinikmati, pantas-tidaknya sebuah karya dikonsumsi merupakan tugas dan tanggung jawab seorang resensator. Tidak mudah memang untuk menjadi seorang resensator karena dibutuhkan wawasan yang luas tentang karya dan penulisnya.
Banyak media yang menyediakan rubrik ulasan tentang sebuah karya sastra entah koran, majalah, ataupun jurnal. Media pembelajaran untuk anak SMP biasanya menggunakan novel atau buku. Meskipun tidak menutup kemungkinan karya sastra lainnya dalam bentuk film, cerpen, ataupun puisi. Dibandingkan karya lainnya, cerpen dianggap paling mudah dibandingkan karya lainnya. Peserta didik belum mampu memberikan penilaian terhadap karya sastra yang telah dibacanya. Bahkan, beberapa peserta didik masih bingung merangkai kata-kata yang akan dituangkan dalam teks ulasan. Hal ini sebabkan adanya beberapa hambatan baik yang berasal dari guru maupun peserta didik.
Teknik TONGKAT TURI pada dasarnya merupakan singkatan dari POTONG REKATKAN TULIS REVISI. Teknik ini merupakan pengembangan dari teknik cutting-gluing. Hernowo dan Quantum Reading mengatakan bahwa teknik cutting-gluing adalah teknik membuat resensi dengan cara memotong dan merekatkan potongan-potongan materi yang ada dalam buku yang menarik perhatian kita. Bagian-bagian yang dipotong merupakan gagasan-gagasan inti yang disampaikan oleh si penulis. Teknik memotong dan merekatkan merupakan teknik berlatih menulis yang paling dasar saat membuat teks ulasan.
Teknik TONGKAT TURI dimulai dengan kegiatan memotong. Kegiatan ini dilakukan dengan mengambil bagian-bagian yang penting dalam suatu buku atau karya. Kegiatan ini memberikan manfaat kepada penulis pemula yang berlatih membuat ulasan dengan bantuan bahasa orang lain. Teknik memotong dapat dilakukan pada bagian depan, tengah, belakang, atau bagian manapun yang mengandung bagian penting dan yang menarik perhatian.
Setelah memilih bagian-bagian yang dianggap penting dan menarik, peresensi memilih potongan-potongan yang sesuai dan mengaitkan potongan-potongan tersebut. Kegiatan tersebut dinamakan merekatkan. Artinya, potongan-potongan bagian penting dalam suatu buku atau karya direkatkan atau dirangkai menjadi satu kesatuan. Dalam kegiatan merekatkan tidak boleh asal rekat. Peresensi perlu waspada ketika merekatkan potongan satu dengan potongan yang lain. Hal ini akan memudahkan pengulas menyusun kata atau kalimat sesuai dengan buku atau karya yang diulas.
Kegiatan selanjutnya adalah menulis. Menulis di sini adalah menuliskan kembali berdasarkan potongan-potongan yang sudah direkatkan sebelumnya. Peresensi merangkaikan potongan-potongan tersebut menjadi sebuah kalimat yang utuh dan padu. Kegiatan yang terakhir adalah merevisi. Merevisi hasil teks ulasan perlu dilakukan baik segi isi maupun segi tata bahasa. Hal ini dimaksudkan untuk meminimalisir kesalahan. Dari segi isi terkait dengan materi dari buku atau karya yang diulas sedangkan dari segi tata bahasa terkait dengan ejaan, tanda baca, kohesi, dan koherensinya dalam paragraf.
Guru memang dituntut inovatif dan kreatif dalam melakukan pembelajaran. Penyajian materi yang monoton akan membosankan bagi peserta didik. Untuk dapat menyajikan pembelajaran yang menarik dibutuhkan banyak ide cemerlang yang bisa diadopsi dari banyak sumber. Teknik TONGKAT TURI dapat diterapkan dalam pembelajaran menulis teks ulasan. Dengan teknik yang tepat, diharapkan kemampuan anak dalam menulis teks ulasan dapat meningkat sesuai dengan kompetensi yang diharapkan.