JATENGPOS. CO. ID, SEMARANG- Memperingati ulang tahunya yang pertama (ke-1), Komunitas Jalan Nordik Indonesia Semarang (KJNI Semarang), yang juga bagian dari Komunitas Jalan Nordik Indonesia (KJNI), mengadakan pertemuan besar di Waduk Jatibarang Semarang, Selasa, 23 Juli 2024.

Dihadiri lebih dari 500 anggota se- Jawa Tengah-DIY. Jalan Nordik (Nordic Walking) merupakan kegiatan olahraga berjalan dengan menggunakan 2 (dua) tongkat. Nama Nordik sendiri diambil dari nama daerah asal olahraga ini, yakni Nordic, Finlandia.
Di Indonesia sendiri sudah ada banyak kota yang memiliki komunitas jalan nordik ini. Untuk Kota Semarang, komunitas ini berdiri sejak 11 Juli 2023. Diawali dengan berdirinya Komunitas Jalan Nordik Harmoni yang berlatih di halaman Masjid Agung Jawa Tengah. Kemudian berkembang dan sekarang sudah ada 4 (empat) cabang komunitas yang semuanya ada di bawah naungan Komunitas Jalan Nordik Indonesia Semarang yang dipimpin Zaenal Achmad.
Yang pertama adalah Komunitas Jalan Nordik Harmoni Semarang, kemudian Komunitas Jalan Nordik Plamongan Hijau, Komunitas Jalan Nordik Merbau Semarang, dan terakhir adalah Komunitas Jalan Nordik Abinaya Semarang.
Indrawati, ketua panitia menjelaskan, acara ini dihadiri oleh Komunitas Jalan Nordik se &Jateng dan DIY. Antara lain dari Batang, Blora, Karang Anyar, Solo, Klaten, Magelang, Temanggung, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan dari Jakarta. Jumlah anggota Komunitas Jalan Nordik Semarang sudah mencapai 247 orang.
“Ditambah dengan dari komunitas tempat lain, diperkirakan ulang tahun yang pertama ini dihadiri sekitar 500 orang,” katanya.
Ketua KJNI Semarang, Zaenal mengungkapkan, jalan Nordik merupakan salah satu bentuk olahraga yang paling sehat karena dalam gerakannya bisa mengaktifkan hingga 90% otot tubuh.
“Pembakaran kalori melalui jalan Nordik itu lebih besar dari olahraga lain seperti berjalan kaki, lari, bahkan bersepeda. Karena semua otot kita mulai dari lengan, kaki, punggung, lutut bergerak semua,” terang Zaenal di sela perayaan HUT Pertama KJNI Semarang di Waduk Jatibarang, Selasa 23 Juli 2024.
Zaenal menjelaskan, jalan Nordik sangat cocok untuk para lansia jika ingin memperbaiki postur tubuh. Meski juga olahraga ini bagus untuk seluruh kalangan, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa guna melatih otot mereka.
“alan Nordik (Nordic Walking) merupakan kegiatan olahraga berjalan dengan menggunakan 2 (dua) tongkat, nama Nordik sendiri diambil dari nama daerah asal olahraga ini, yakni Nordic, Finlandia,” imbuhnya.
Dalam perayaan ulang tahun pertama ini, selain jalan Nordic juga senam sehat bersama. Peserta jalan Nordik mengitari Waduk Jatibarang di Gunungpati Semarang.
“Dengan jalan Nordik lutut kita juga terjaga karena beban tubuh yang kita topang hanya 1/3, namun otot lainnya yang bergerak, jadi dengan 20 menit jalan nordik saja keringat kita sudah banyak yang keluar,” tandas Zaenal.
Indrawati selaku ketua panitia merasa bangga dan senang karena dalam satu tahun berdirinya KJNI Semarang sudah memiliki banyak anggota dengan umur yang beragam. Yaitu antara 50 – 80 tahun.
“Dalam ulang tahun ini juga bisa dihadiri oleh anggota komunitas se Jateng dan DIY, juga perwakilan dari pusat Jakarta ikut hadir, ” jelasnya.
Zaenal menambahkan, JNI Semarang rutin mengadakan kegiatan latihan seminggu 2 (dua) kali, tiap hari Rabo dan Sabtu pagi.
“Kadang diadakan latihan bersama pada hari-hari tertentu, yang sudah berjalan yaitu diselenggarakan di Pantai Marina,” ujarnya.
Perwakilan dari pusat (Jakarta) berharap kedepannya jalan Nordik semakin dikenal dan bisa membuat seluruh penduduk Indonesia semakin sehat. Juga mengingatkan dalam waktu dekat KJN Semarang untuk segera bisa bergabung dengan Federasi Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (Formi).
“Jalan Nordik ini kan asalnya dari Finlandia, mulai mendunia sejak tahun 1996, masuk Indonesia dan komunitasnya mulai diresmikan di Indonesia sejak tahun 2019 lalu, tidak terasa sekarang Semarang sudah ulang tahun yang pertama, ” terang perwakilan Jakarta.
Kenaikan popularitas jalan Nordik di tanah air cukup tinggi. Karena manfaatnya untuk kesehatan sangat baik. Alat yang digunakan sangatlah sederhana. Yakni hanya 2 (dua) tongkat, yang bisa dibeli dengan mudah dan murah. Harganya berkisar Rp150 ribu untuk sepasang. (*/pfi/jan)