JATENGPOS. CO. ID, SUKOHARJO – RS Indriati Solo Baru dan GE HealthCare berkolaborasi meningkatkan inovasi layanan kesehatan, sejalan dengan transformasi di bidang teknologi kesehatan yang dicanangkan Kementerian Kesehatan RI.
Tidak perlu ke luar negeri untuk mendapatkan layanan teknologi kesehatan canggih, karena di Indonesia sudah tersedia. RS Indriati Solo Baru meluncurkan layanan MRI (Magnetic Resonance Imaging) dengan teknologi Artificial Intelligence (AI) pertama di Jawa Tengah, Jumat (23/8/2024).
Peluncuran MRI dengan teknologi AI ini dilaksanakan di Auditorium RS Indriati Solo Baru, Sukoharjo. Acara ini dibuka oleh dr. William Tanoyo, M.Kes selaku Direktur RS Indriati Solo Baru.
“Pemilihan teknologi AI didalam layanan MRI RS Indriati Solo Baru digunakan untuk membantu menegakkan diagnosa dengan lebih akurat karena dapat memapilkan hasil gambar yang lebih jelas. Disamping itu, teknologi AI dapat mengurangi lama pemeriksaan sebesar kurang lebih 50%, sehingga memberikan kenyamanan bagi pasien karena waktu pemeriksaan tidak lama di dalam mesin MRI dibandingkan dengan alat generasi sebelumnya,” kata dr William.
MRI merupakan salah satu pemeriksaan penunjang yang dilakukan dengan menggunakan gelombang radio dan teknologi magnet. Pemeriksaan MRI dilakukan untuk mendapatkan hasil gambar organ, tulang dan jaringan di dalam tubuh secara rinci dengan resolusi tinggi dan lebih mendalam.
Pemeriksaan MRI merupakan alat diagnostik yang akurat untuk indikasi tertentu sebagai upaya untuk menegakkan diagnosis maupun intervensi. Organ-organ tubuh yang biasanya diperiksa melalui MRI diantaranya adalah otak dan saraf tulang belakang, jantung dan pembuluh darah serta tulang & sendi.
dr. Yenny Christiana Sp. Rad selaku kepala instalasi radiologi RS Indriati Solo Baru menjelaskan bahwa MRI memiliki beberapa kelebihan dibandingkan metode pencitraan lain dalam mendeteksi penyakit. MRI dapat melihat lebih detail struktur-struktur jaringan lunak, saraf maupun bagian lain pada tubuh dan tidak menggunakan radiasi sinar -X dalam prosesnya. Akan tetapi, MRI juga mempunyai beberapa kelemahan seperti waktu pengerjaan yang memakan waktu lebih lama serta munculnya artefak saat pengambilan gambarnya.
“Oleh karena itu, saat ini pemeriksaan MRI di Indriati telah dilengkapi dengan adanya AI (Artificial intelegence) yang tersemat didalamnya. Dengan menggunakan tehnologi AI ini, pemindaian MRI menjadi lebih cepat (mengurangi waktu pemindaian 40-60% dari MRI tanpa tehnologi AI), artefak yang sering muncul dalam MRI bisa tereduksi bahkan tidak muncul lagi serta gambar yang dihasilkan terlihat lebih jelas.” ujarnya.
Secara keseluruhan, tehnologi AI (AIRTm Recon Deep Learning) merupakan suatu Langkah maju dalam pemeriksaan MRI yang memungkinkan kita untuk mendapatkan gambar dengan kualitas lebih baik dalam waktu yang lebih singkat.
Imaging Sales Director GE HealthCare Indonesia, Cokhy Fasha, mengatakan, sebagai penyedia teknologi kesehatan dengan pengalaman lebih dari 100 tahun di dunia, GE HealthCare berkomitmen untuk menyediakan solusi terintegrasi, layanan kesehatan, dan analitik data yang dapat membantu meningkatkan efisiensi rumah sakit, produktivitas dokter, ketepatan pengobatan, dan memastikan kesehatan serta kenyamanan pasien.
“Selaras dengan program pemerintah untuk mengembangkan perawatan medis dengan teknologi, kami siap berkolaborasi dengan pemerintah dan rumah sakit untuk memperkuat layanan kesehatan di Indonesia. Kami menyadari bahwa Indonesia memiliki tantangan menghadapi tingginya angka penyakit katastropik, sehingga ketersediaan MRI dengan bantuan Artificial Intelligence sangat penting untuk membantu diagnosis yang lebih baik. Kami bangga bisa berkolaborasi dengan RS Indriati Solo Baru untuk memberikan layanan pasien terbaik.” imbuh Choky.
Senior Product Leader MRI, GE Healthcare, Gatot Santosa mengatakan, MRI 1.5T dengan artificial intelligence ini memiliki beragam kelebihan yaitu waktu scanning yang lebih singkat sehingga meningkatkan kenyamanan pasien dengan hasil yang lebih tajam. Hal ini membuat diagnostik menjadi lebih baik dan mencegah pengulangan deteksi.
“Teknologi ini juga telah dikembangkan oleh 13 ahli dari seluruh dunia dimana 100% para ahli menyatakan teknologi ini mampu memberikan hasil yang jauh lebih baik dari teknologi generasi sebelumnya.” Tegasnya. (Dea/bis/jan)