Tim Polines Dorong Kampung Tematik Lebih Produktif dan Ramah Lingkungan

PENGABDIAN : Foto bersama tim pengabdian dengan perangkat Kelurahan Tembalang. Foto : ist

JATENGPOS.CO.ID, SEMARANG – Politeknik Negeri Semarang (Polines) kembali membuktikan komitmennya dalam pengabdian kepada masyarakat melalui program Pengembangan Berbasis Kewilayahan (PBW). Program ini didanai oleh Direktorat Akademik Pendidikan Tinggi Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi tahun 2024.

Tahun ini merupakan tahun kedua pelaksanaan program PBW, tim pengabdian yang diketuai oleh Dr. Ir. Kurnianingsih, S.T., M.T., bersama para dosen dan mahasiswa multidisiplin, fokus pada pengembangan energi bersih dan pengelolaan sampah di dua kampung tematik di Kelurahan Tembalang dan Meteseh, Kota Semarang. Program PBW ini beranggotakan dosen multidisiplin, yakni Dr. Dwiana Hendrawati, S.T., M.T., Dr. Wyati Saddewisasi, S.E., M.Si., dan Muttabik Fathul Lathief, S.Kom., M.Eng., serta mahasiswa multidisiplin dari Program Studi Teknik Informatika, Teknologi Rekayasa Komputer, dan Teknologi Rekayasa Pembangkit Energi sebagai bentuk MBKM.

Baca juga:  Keluarga Besar Pemuda Pancasila Semarang Deklarasi Siap Menangkan Agustin-Iswar

Di Kampung Tematik Hasta Karya (Haskar) Kelurahan Tembalang, tim Polines mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) cerdas berbasis IoT. PLTS ini terintegrasi dengan alat pencacah plastik cerdas berbasis IoT yang sebelumnya dibuat pada tahun pertama program. Dengan adanya PLTS ini, UMKM di Kampung Tematik Haskar diharapkan mampu meningkatkan produktivitas sekaligus berkontribusi terhadap pelestarian lingkungan.

Selain itu, PLTS juga akan mendukung rencana kampung untuk membuka pusat jajanan kuliner sore, memberikan manfaat ganda bagi warga.


PENGABDIAN : Foto bersama tim pengabdian dengan perangkat dan warga Kelurahan Meteseh. Foto : ist

Di sisi lain, di Kampung Tematik Dung Tungkul, Kelurahan Meteseh, Polines memfokuskan upaya pada pengembangan alat pengolah limbah plastik cerdas berbasis IoT. Alat ini tidak hanya membantu UMKM lokal mengubah limbah menjadi sumber pendapatan baru, tetapi juga memanfaatkan PLTS yang telah dibangun sebelumnya untuk memastikan proses yang lebih hemat energi dan ramah lingkungan. Inovasi ini diharapkan mampu mengubah wajah kawasan wisata Dung Tungkul menjadi lebih bersih dan berkelanjutan.

Baca juga:  Angka Putus Sekolah Harus Jadi Perhatian Serius Pemda

Dengan kesuksesan yang telah diraih, tim Polines berharap program ini tidak hanya terus berlanjut, tetapi juga mengundang lebih banyak kolaborasi dari berbagai pihak untuk menciptakan inovasi yang semakin berdampak dan berkelanjutan. (bis/rit)