29.5 C
Semarang
Kamis, 14 Agustus 2025

Ahmad Luthfi Sarapan Bareng Petani di Bawah Pohon Singkong

JATENGPOS. CO. ID, ATANG –Calon Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, mengawali pagi dengan sarapan dan berdialog bersama para petani di Desa Wonokerso, Kecamatan Tulis, Kabupaten Batang, Rabu (18/9/2024).

Mengenakan kaus putih dan celana panjang krem, Luthfi duduk bersama puluhan petani di bawah rimbunan pohon singkong.

“Monggo Pak, sarapan rumiyin, sak wontene (mari Pak sarapan dulu, seadanya),” ajak sejumlah orang begitu Luthfi tiba di perkebunan singkong.

Sarapan bersama itu tampak begitu sederhana namun penuh kebersamaan. Menu yang dihidangkan berupa nasi megono, ikan asin, tahu, dan tempe bacem.

Menariknya, hidangan disajikan tanpa piring, melainkan menggunakan alas daun pisang, menciptakan suasana yang merakyat.

Sambil menikmati sarapan, Luthfi mulai bertanya kepada para petani tentang masalah utama yang mereka hadapi di Batang.

Baca juga:  Pantau Kesiapan Nataru, Mbak Ita: BBM dan LPG Dipastikan Aman, Pertamina juga Ikut Bentuk Satgas

Seorang petani mengungkapkan, salah satu kendala besar yang mereka alami adalah kurangnya pupuk subsidi. Banyak petani di Batang yang tidak mendapatkan pupuk subsidi karena faktor luasan lahan yang dinilai kecil atau di bawah setengah hektare.

“Petani maunya pupuk subsidi itu rata didistribusikan secara umum. Yang punya tanah sawah sedikit, semestinya juga dapat jatah pupuk subsidi,” ungkap seorang petani.

Luthfi mendengarkan dengan seksama keluhan tersebut. Ternyata, luas lahan yang layak mendapat pupuk subsidi saat ini adalah paling banyak dua hektare, dan paling sedikit setengah hektare.

Banyak petani yang memiliki lahan di bawah kriteria tersebut sehingga tidak mendapatkan pupuk subsidi.

“Oke paham, kita belanja masalah dulu di sini ya,” ujar Luthfi.

Baca juga:  Pemkot Semarang Pastikan Kementerian PUPR Bantu Penanganan Banjir di Timur Semarang

Setelah sarapan, Luthfi terus berbincang dengan para petani tentang distribusi pupuk subsidi. Para petani mengeluhkan bahwa mereka hanya mendapatkan jatah pupuk subsidi dua kali dalam setahun, padahal kebutuhan tanam di wilayah mereka mencapai tiga kali setahun.

“Padahal di sini setahun butuhnya 3 kali tanam, jatahnya dua kali tanam,” kata Luthfi.

Dialog pagi ini memberi kesempatan kepada Luthfi untuk mendengar langsung keluhan dan harapan petani Batang.

Ia memastikan akan memperhatikan isu tersebut lebih lanjut dan mencari solusi yang lebih baik, atau win-win solution. (*/jan)


TERKINI

Rekomendasi

Lainnya