JATENGPOS.CO.ID, SEMARANG – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Tengah telah menggelar debat perdana bagi pasangan calon (paslon) yang bertarung dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jateng 2024 pada Rabu (30/10/2024) di Marina Convention Center Semarang. Debat yang menjadi ajang adu gagasan ini berlangsung tertib dan lancar.
Ketua KPU Jateng, Tri Handi Ujiono, menjelaskan debat paslon merupakan bagian dari kampanye yang difasilitasi KPU. Debat dilaksanakan untuk memberi kesempatan para kandidat memperkenalkan visi, misi, dan program kerja mereka kepada masyarakat.
“Debat perdana tadi malam memberi ruang literasi politik bagi masyarakat Jateng. Kami melihatnya cukup berhasil menyebarluaskan informasi terkait visi, misi, dan program kerja masing-masing paslon yang sesuai tema tata kelola pemerintahan,” ujar Handi, Kamis (31/10/2024).
Disampaikan, debat yang digelar di Marina Convention Center, Kota Semarang, Rabu (30/10/2024) malam ini berjalan tanpa gangguan teknis. Handi juga mengapresiasi para paslon dan tim sukses yang mengikuti aturan debat dengan tertib.
“Secara teknis cukup kondusif, termasuk terkait jumlah simpatisan yang diizinkan masuk. Meskipun ada yel-yel dan tepuk tangan dari simpatisan saat kandidat berbicara, namun secara umum acara tetap terkendali,” tambahnya.
Debat perdana ini mengusung tema “Tata Kelola Pemerintahan: Kepemimpinan dan Reformasi Birokrasi Menuju Jawa Tengah dengan Pelayanan Publik yang Transparan dan Akuntabel.” Debat berikutnya akan digelar pada 10 November 2024.
“Kami berharap masyarakat dapat menjadikan debat ini sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan pilihan. Debat ini memberi gambaran bagaimana respons para calon terhadap berbagai tema yang diangkat,” jelas Handi.
Kadiv. Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Partisipasi Masyarakat (Sosdiklihparmas) KPU Jateng, Akmaliyah, menyatakan bahwa debat perdana telah berlangsung sesuai dengan konsep yang direncanakan KPU. Ia berharap debat ini dapat menjadi acuan bagi masyarakat dalam memilih pada 27 November 2024.
“Debat ini diharapkan bisa menjadi literasi politik bagi pemilih dan bekal dalam menentukan pilihan nanti. Karena debat merupakan metode kampanye sekaligus bentuk pendidikan politik bagi masyarakat,” tandasnya. (has/rit)