JATENGPOS.CO.ID, SEMARANG – Realitas menunjukkan, generasi Z mengalami tekanan mental akibat tuntutan akademis, media social, serta gaya hidup di era kekinian. Banyak keluhan dari perusahaan, mereka terpaksa tidak dapat melanjutkan kontrak kerja dengan gen Z karena mental yang rapuh di dunia kerja.
“Kami banyak menerima keluhan dari perusahaan bahwa mental generasi saat ini sangat rapuh dan tidak bisa bekerja keras,” tutur pengarang buku Street Fighter Mohsein Saleh Badegel, di sela pembukaan kantor Indonesia Mental Inspirasi (IMI), di Banyumanik, Kota Semarang, Kamis (9/1).
Habib Mohsein, panggilan akrabnya, berbagi pesan untuk bangkit, dan berjuang di tengah keterbatasan yang dimiliki.
Deputy of the Committee for Hungary & Croatia ini menyampaikan, transformasi hidupnya dimulai dari perubahan cara pandang terhadap kehidupan. Ia menyadari bahwa bertahan hidup saja tidak cukup. “Hidup membutuhkan tujuan yang lebih besar, mimpi yang lebih tinggi, dan usaha yang lebih keras,” tulisnya dalam buku “Street Fighter” .
Perilisan buku tersebut mendapatkan apresiasi dari banyak tokoh, di antaranya, Jenderal TNI (Purn) Dudung Abdurachman, Penasihat Khusus Presiden Bidang Pertahanan, Dr Faisal Hendra selaku Wakil Rektor III Universitas Al Azhar Indonesia, serta sejumlah tokoh nasional lainnya.
Bahkan apresiasi langsung disampaikan Wakil Kepala Kepolisian Polda Jateng Brigjend Pol Agus Suryo yang mendampingi selama peluncuran buku tersebut.
Agus Suryo mengatakan, dalam mendukung karakter bangsa, moralitas dalam setiap Tindakan sangat penting untuk diperhatikan. Pada saat ini, generasi kita menghadapi transformasi digital, dan pelayanan public yang memerlukan tantangan.
“Semua harus dikawal dengan moralitas dan tanggung jawab. Banyak kejadian penyalahgunaan kewenangan dikarenakan kurangnya pemahaman tentang moralitas,” kata Agus Suryo.
Acara tersebut juga dimeriahkan dengan workshop “Kelola Amarahmu untuk Kesehatan Mental yang Lebih Baik” dengan menghadirkan psikolog Kuriake Kharismawan dan Psikolog PT IMI Ade Ayu Surya Ariesta. Keduanya menghidupkan semangat peserta workshop dan tamu undangan dengan motivasi dan semangat untuk mengelola marah menjadi energi yang positif. (rit/biz)