JATENGPOS.CO.ID, SRAGEN – Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) mendatangi tiga desa yang dinilai berpotensi menjadi juara dalam lomba desa Tingkat kabupaten 2025. Pelaksanaan hari pertama dilakukan di Desa Kaliwedi, Kecamatan Gondang yang dinilai berhasil untuk meningkatkan potensi Ketahanan Pangan.
Sekretaris Dinas PMD Sragen Hiladawati menyampaikan di Sragen hanya 13 desa yang lolos tahap administrasi. Namun hanya ada 3 desa yang dilakukan pengecekan lapangan yakni desa Kaliwedi, Kecamatan Gondang, Desa Pilangsari Kecamatan Ngrampal dan Desa Dawung Kecamatan Sambirejo mempertimbangkan nilai administrasi tertinggi.
Penilaian hari pertama pada Senin (19/5) di desa kaliwedi dengan memantau sejumlah Lokasi yang berkaitan dengan ketahanan pangan. ”Ada beberapa parameter, dari kami menambahkan terkait inovasi,” ujarnya.
Pihaknya menyampaikan laporan data administrasi tidak jauh berbeda di lapangan. Dia menilai Kaliwedi berhasil menunjukkan perkembangan desa sesuai tema 2025, yakni terkait swasembada dan ketahanan pangan.
”Kita sudah lihat kolam ikan yang dikelola bumdes, ada pula kandang komunal domba, greenhouse melon dan kebun kelengkeng. Bahkan greenhouse sudah sudah menghasilkan karena sudah berjalan sejak 2021,” ujar Hiladawati.
Sementara Kades Kaliwedi, Daryono menyampaikan inovasi desa memang banyak focus pada ketahanan pangan. Pihaknya mengaku banyak berinovasi. Dia memiliki keunggulan peternakan domba yang sudah tersistem dari hulu sampai hilir.
”Kita menghasilkan domba berkualitas. Indukan bisa 70-80 kg, pejantan bisa lebih dari 100 kg,” ujarnya.
Dia menyampaikan greenhouse dikelola Pos Pelayanan Teknologi Tepat Guna (posyantek), binaan dari Pemerintah kabupaten Sragen. ”Sistem energinya sudah solar cell, terus pengairan juga hidroponik, melon kita Rp 25 ribu per Kg dan sudah disorder semua ujarnya.
Daryono menambahkan juga ada kebun kelengkeng, kolam nila dan pada 2025 ini pihak desa membuat usaha ayam petelur 1000 ekor. Limbah Nya disalurkan ke kolam lele dan kebun di sekitarnya. ”Sehingga sistemnya terintegrasi,” jelas dia.
Dia menuturkan dari berbagai inovasi, dari BUMDes bisa mendapatkan jutaan pendapatan kotor per hari. Lantas untuk pendapatan kotor per tahun bisa Rp 1,5 miliar. Namun karena banyaknya karyawan, pemeliharaan dan sebagainya, Pendapatan Asli Desa (PAD) yang masuk sekitar Rp 150 juta. “Biaya pengeluaran seperti operasional pengurus, pemeliharaan, gaji dan sebagainya. Di Bumdes ada 16 Karyawan dan minimal gaji karyawan sesuai UMK,” terangnya. (ars)