JATENGPOS.CO.ID, SALATIGA – Wali Kota Salatiga dr.Robby Hernawan Sp.OG mengatakan, nantinya penataan para pedagang pasar pagi melalui kajian yang mendalam dan memastikan tidak akan menghilangkan mata pencaharian pedagang.
” Terkait rencana pemerintah kota, sesuai dengan visi misi, salah satunya terkait penataan pasar pagi, akan melalui kajian yang mendalam, saya memastikan tidak akan menghilangkan mata pencaharian para pedagang,” kata Robby saat sarasehan bertajuk “Ngudoroso Mbangun Kota Salatiga” bersama para tokoh agama, tokoh masyarakat, dan organisasi kemasyarakatan, bertempat di Ruang Kaloka, Gedung Setda Salatiga, Selasa (3/6/2025).
Acara ini dihadiri oleh Wali Kota Salatiga dr. Robby Hernawan, Sp.OG, Wakil Wali Kota Salatiga Nina Agustin, jajaran Forkopimda, Sekretaris Daerah, para Asisten Sekda, Kepala OPD, tokoh agama, tokoh masyarakat, perwakilan ormas, dan sejumlah tamu undangan lainnya.
Robby juga menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah dan masyarakat dalam membangun Kota Salatiga secara merata dan berkelanjutan.
“ Kegiatan ini dapat menjadi ruang untuk bersilaturahmi, berdialog, dan bertukar gagasan antara Pemerintah Kota Salatiga dengan bapak Ibu, tokoh-tokoh yang selama ini telah menjadi pilar kehidupan sosial, budaya, dan spiritual masyarakat Kota Salatiga,” imbuhnya.
Saresehan ini juga menjadi momentum penyampaian sejumlah agenda strategis pembangunan infrastruktur di Kota Salatiga.
Selain memaparkan program pembangunan, Wali Kota juga membuka ruang dialog interaktif.
“Pagi ini kami membuka ruang dialog dengan tokoh agama, tokoh masyarakat. Monggo menyampaikan apapun yang perlu disampaikan. Tentunya saya menyambut baik setiap dukungan sepanjang hal tersebut positif dan bermuara pada kesejahteraan masyarakat Kota Salatiga,” ujarnya.
Lebih lanjut, Robby mengajak seluruh elemen masyarakat untuk terus memperkuat kolaborasi dan menjaga semangat toleransi demi kemajuan bersama.
Terkait dengan rencana penataan pedagang pasar pagi, salah seorang tokoh masyarakat yang hadir Eko Niryogo menyampaikan dukungannya, mengingat pasar pagi bukanlah pasar karena memang tidak ada aturan atau payung hukumnya, yang ada adalah Pasar Raya 1. Justru kawasan Jenderal Sudirman sesuai Perda no 3 tahun 2023 merupakan kawasan strategis kota sebagaimana juga Jalan Diponegoro yang tentunya harus bebas dari pasar tumpah ( pasar pagi).
” Dari rencana penataan ini, masyarakat luas tidak ada yang dirugikan, mungkin yang merasA dirugikan lebih spesifik adalah pedagang,” tandas Eko.( deb)
