28.3 C
Semarang
Sabtu, 19 Juli 2025

Stunting Terus Menurun, Bupati Semarang Ingatkan Tuntaskan

JATENGPOS.CO.ID, UNGARAN- Meskipun kasus stunting atau gizi buruk cenderung  menurun, Bupati Semarang H Ngesti Nugraha tetap mengajak para kader kesehatan dan keluarga berencana di desa untuk tetap bekerja keras.

Pasalnya, masih ada balita stunting yang perlu mendapat perhatian lebih baik lagi agar sehat. Hal itu ditegaskan Bupati saat peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-32 tingkat Kabupaten Semarang di obyek wisata Bukit Cinta, Banyubiru, Selasa (15/7/2025).

Dijelaskan berdasarkan survei status gizi Indonesia (SSGI) tahun 2023, jumlah balita penderita stunting tercatat 18,01 persen. Angka itu menurun lumayan drastis menjadi 4,35 persen pada tahun lalu.

Pencapaian itu menjadikan Kabupaten Semarang berada di peringkat ketiga terendah angka kasus stunting di Jawa Tengah. Terakhir, sampai penghabisan bulan Juni lalu, turun lagi menjadi 3,4 persen.

“Tantangan kedepan akan semakin berat. Karenanya kasus stunting dan anak putus sekolah akan terus menjadi perhatian sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan keluarga,” tuturnya.

Bupati juga menyerahkan bantuan uang tunai untuk lima balita stunting . Selain itu juga diserahkan penghargaan kepada kampung KB berprestasi dan pemenang lomba dalam rangka Harganas.

Ketua tim kerja KB dan KR BKKBN Perwakilan Jawa Tengah Agus Pudjiyanto saat sambutan memuji kinerja pembangunan keluarga berencana di Kabupaten Semarang . Pada tahun ini, dari target delapan ribu akseptor KB baru, telah tercapai 50 persen sampai akhir Semester I.

Baca juga:  Apresiasi Merti Desa Patemon Tengaran, Ngesti Nugraha Nyanyi "Banyu Langit"

Pada kesempatan itu pula, Agus menyerahkan penghargaan pelayanan KB terbaik di tempat kerja dari  Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga / Kepala BKKBN kepada Pemkab Semarang yang diterima  Pelaksana tugas (Plt) Kepala DP3AKB Dwi Syaiful Noor Hidayat.

Terkait stunting, dia menyebut gerakan orang tua asuh cegah stunting perlu mendapat dukungan semua pihak.

“Terpenting memberikan bekal gizi memadai bagi ibu hamil dan menyusui serta bayi dibawah dua tahun.  Bisa saja ada kerja sama dengan satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG) di program Makan Bergizi Gratis,” terangnya.

Plt Kepala DP3AKB Dwi Syaiful Noor Hidayat melalui Kepala Bidang KB Natalia Damayanti menjelaskan pada tahun ada target delapan peserta Metode Operasi Pria (MOP). Sampai dengan semester I, telah diselesaikan penanganan enam orang peserta.

“Dua lainnya menunggu pengesahan anggaran perubahan,” ujarnya.

Ditambahkan oleh Natalia, terjadi kecenderungan minat kaum pria sebagai akseptor KB aktif  lewat MOP. Pada tahun lalu ada lima peserta MOP. Setiap peserta MOP akan menjalani masa istirahat setelah penanganan medis.

Baca juga:  Kegiatan Pertemuan Pokja Kampung KB Tingkat Kecamatan Bonang

Selama itu pula mereka akan mendapat uang pengganti kerja senilai Rp150 ribu per hari. Menurutnya,  Pencapaian itu tidak lepas dari peran aktif seluruh kader KB dan kesehatan yang tersebar di seluruh desa.

Upaya Komunikasi, Edukasi dan Informasi (KIE) dilakukan secara intensif. Sehingga para calon peserta mendapat penjelasan dan paham apa yang akan dijalaninya.

Untuk Media Operasi Wanita (MOW), ada target 130 peserta dengan pencapaian sementara 70. Sedangkan target  akseptor KB baru sebanyak delapan ribu orang sudah teecapai separuhnya.

Partisipasi aktif pria menjadi peserta KB ini  mendapat perhatian dari Bupati Semarang H Ngesti Nugraha. Penghargaan diserahkan kepada perwakilan peserta dalam rangkaian peringatan Harganas.

“Peningkatan kesejahteraan keluarga menjadi tanggung jawab kita bersama,” tegasnya.

Seorang peserta MOP, Matropian (47) mengaku mantap menjalani metode operasi. Warga Lingkungan Pundung Putih Kelurahan Gedanganak Ungaran Timur menjadi akseptor KB karena empati kepada istrinya.

“Istri sering sakit dan saya sudah punya tiga anak. Jadi Saya mantap ikut KB,” pungkasnya. (muz)


TERKINI

Rekomendasi

Lainnya