27.5 C
Semarang
Senin, 28 Juli 2025

Mahasiswi UNW Ungaran Kembangkan Metode Healing Touch Atasi Kecemasan Pasien Operasi

JATENGPOS.CO.ID, UNGARAN- Inovasi keperawatan sederhana berhasil dikembangkan oleh Indarwati, seorang perawat di RSUD dr. H. Jusuf SK Tarakan, Kalimantan Utara. Ia yang tengah mengenyam studi S1 Keperawatan melalui jalur Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) di Universitas Ngudi Waluyo (UNW) Ungaran, mengembangkan metode Healing Touch (menggenggam tangan) untuk mengurangi kecemasan pasien yang akan menjalani operasi sectio caesarea (persalinan cesar).

Gagasan inovasi ini muncul dari pengamatan Indarwati selama bertugas di ruang operasi Cito RSUD dr. H. Jusuf SK Tarakan, Kalimantan Utara. Banyak pasien yang akan menjalani operasi caesar mengalami kecemasan tinggi, baik karena takut terhadap prosedur anestesi, rasa sakit, maupun kekhawatiran akan keselamatan ibu dan bayi.

Kecemasan ini dapat mempengaruhi kondisi fisik pasien, seperti meningkatkan tekanan darah dan detak jantung, mempersulit proses pembiusan serta memperpanjang masa pemulihan. Namun, di ruang operasi tempat Indarwati bekerja, belum ada pedoman resmi untuk menangani kecemasan pasien khususnya kecemasan perioperatif secara terstandar.

Baca juga:  Bupati Semarang Berharap Pasca Sarjana UNW Ungaran Mampu Jawab Tantangan

Untuk mengatasi masalah ini, Indarwati mengembangkan Standar Prosedur Operasional (SPO) Healing Touch, sebuah metode non-farmakologis yang sederhana namun efektif. Healing Touch dilakukan dengan menggenggam tangan pasien secara lembut selama proses anestesi (saat di kamar operasi), untuk membantu menenangkan pasien dan mengurangi ketegangan.

“Intervensi ini dilakukan selama beberapa menit, sering kali disertai dengan komunikasi verbal yang menenangkan,” ungkapnya.

Menurutnya, intervensi ini dengan pengukuran tingkat kecemasan sebelum dan sesudah intervensi menggunakan kuesioner The Amsterdam Preoperative Anxiety and Information Scale (APAIS). Hasilnya, menunjukkan penurunan signifikan tingkat kecemasan: dari 3 pasien dengan kecemasan berat menjadi nol, 6 pasien dengan kecemasan sedang menjadi 3, dan 7 pasien mencapai kecemasan ringan setelah intervensi.

“Selain itu, pasien melaporkan merasa lebih rileks, dengan tanda-tanda vital seperti detak jantung, denyut nadi dan pernapasan yang lebih stabil serta kooperatif,” tandas Indarwati yang menjadikan skema karya kinerja ini sebagai tugas akhir kuliahnya.

Baca juga:  Pembinaan Kader PPKBD Sub PPKBD Wonosalam

Indarwati berharap karya kinerja ini dapat terus diterapkan untuk meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan, tidak hanya di ruang operasi, tetapi juga di unit lain atau bahkan masyarakat umum yang mengalami kecemasan.

Selama penyusunan tugas akhir, Indarwati mendapat bimbingan intensif dari dosen pembimbing yaitu Ns. Suwanti, S.Kep., MNS dan masukan dari tim Komite Keperawatan serta dokter spesialis anestesi RSUD dr. H. Jusuf SK Tarakan, yang membantu memberi masukan sehingga tersusunnya SPO secara sistematis.

“Intervensi Healing Touch menjadi bukti bahwa pendekatan sederhana dan humanis dalam keperawatan dapat memberikan manfaat besar bagi pasien, sekaligus mendukung visi RSUD dr. H. Jusuf SK Tarakan berfokus pada pelayanan kesehatan yang paripurna,” pungkasnya. (muz)


TERKINI

Rekomendasi

Lainnya