JATENGPOS.CO.ID, JAKARTA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyambut positif keputusan Standard and Poor’s (S&P) Global Ratings yang kembali menegaskan peringkat kredit Indonesia pada level ‘BBB’ untuk jangka panjang dan ‘A-2’ untuk jangka pendek dengan outlook stabil. Penegasan ini mencerminkan kepercayaan internasional terhadap kekuatan fundamental ekonomi nasional, termasuk ketahanan fiskal dan soliditas sektor keuangan.
S&P memperkirakan Indonesia tetap mampu menjaga defisit fiskal di bawah tiga persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dalam jangka menengah, meskipun dihadapkan pada tantangan global dan peningkatan program sosial. Prediksi positif ini didukung oleh strategi hilirisasi dan pengembangan industri berbasis komoditas yang sejalan dengan kebijakan nasional.
Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar, menilai afirmasi tersebut tidak hanya mencerminkan kekuatan makroekonomi nasional, tetapi juga menggarisbawahi ketahanan dan pendalaman sektor keuangan domestik.
“Afirmasi ini menjadi bukti terjaganya kepercayaan investor serta kekuatan sistem keuangan nasional. OJK terus berkomitmen menjaga stabilitas keuangan, memperluas inklusi, dan mendorong reformasi struktural agar arus investasi semakin kuat dan berkelanjutan,” ujar Mahendra.
Mahendra menambahkan, langkah-langkah strategis yang dijalankan OJK dalam penguatan pasar keuangan—termasuk melalui inovasi kebijakan, pengembangan instrumen, dan penerapan prinsip keuangan berkelanjutan—bertujuan meningkatkan kontribusi sektor keuangan terhadap pembiayaan pembangunan nasional dan menarik investor jangka panjang.
Stabilitas makroekonomi Indonesia juga ditunjukkan melalui inflasi yang terjaga, indikator eksternal yang stabil, serta lembaga-lembaga kebijakan yang kredibel. Capaian ini memperkuat posisi Indonesia sebagai negara dengan peringkat investment grade di tengah ketidakpastian global.
Sebagai bagian dari Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), OJK memastikan koordinasi erat dengan Pemerintah dan otoritas terkait dalam menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional yang sejalan dengan agenda pembangunan Asta Cita.
“Kepercayaan investor adalah modal penting untuk masa depan. OJK akan terus menjaga stabilitas sistem keuangan sembari membangun ketahanan dan kepercayaan pasar dalam jangka panjang,” tegas Mahendra.(aln)
