JATENGPOS.CO.ID, SUKOHARJO – Isu kasus beras oplosan yang meresahkan masyarakat mendorong Kepolisian Resor (Polres) Sukoharjo bergerak cepat. Melalui Satgas Pangan, Polres Sukoharjo gencar melakukan inspeksi mendadak (sidak) di sejumlah pasar dan toko untuk memastikan tidak ada peredaran beras oplosan di wilayah hukumnya.
Kapolres Sukoharjo, AKBP Anggaito Hadi Prabowo, menegaskan bahwa hingga hari ini, tidak ada temuan indikasi peredaran beras ilegal tersebut. Meskipun demikian, pihaknya tidak akan lengah dan terus melakukan langkah antisipatif secara terukur.
“Polres Sukoharjo sudah bergerak. Razia dan penyelidikan kami lakukan secara rutin. Sampai hari ini belum ditemukan indikasi beras oplosan di Sukoharjo, tetapi kami tidak akan lengah,” tegas Kapolres pada Rabu (7/8).
Untuk memperkuat pengawasan, Polres Sukoharjo menjalin sinergi dengan Perum Bulog dalam mengontrol distribusi dan menjaga kualitas beras di pasar. Kapolres menekankan bahwa kewaspadaan adalah kunci untuk mencegah praktik curang yang dapat merugikan masyarakat.
“Kami terus pantau. Sekali saja ada indikasi, kami tidak akan ragu menindak. Ini menyangkut hak dan keselamatan konsumsi masyarakat,” tambahnya.
Sebagai bentuk komitmen dalam menjaga ketahanan pangan dan menekan inflasi, Polres Sukoharjo bersama seluruh jajaran Polsek juga menggelar program pasar murah serentak. Setiap Polsek mendapat alokasi dua ton beras yang dijual dengan harga terjangkau.
“Pasar murah ini sudah berjalan tiga hari. Kami harap program ini bisa membantu meringankan beban masyarakat,” jelasnya.
Lebih lanjut, AKBP Anggaito mengajak masyarakat untuk berperan aktif dalam mengawasi peredaran beras oplosan. Dia meminta warga untuk melaporkan jika menemukan hal yang mencurigakan.
“Ini bukan hanya tugas polisi, tetapi tanggung jawab kita bersama,” pungkasnya. (dea/rit)
