JATENGPOS.CO.ID, SUKOHARJO – Sebuah pemandangan langka dan penuh makna terjadi di Tempat Pengelolaan Akhir (TPA) Mojorejo, Kecamatan Bendosari. Di tengah bau menyengat dan gunungan sampah, sekitar 300 orang—mulai dari petugas penyapu jalan, sopir armada, pengelola, hingga pemulung—berdiri tegak.
Upacara bendera sederhana di hari Kemerdekaan ke-80 RI, Minggu (17/8), menjadi momen haru yang tak terlupakan.
Sang Saka Merah Putih berkibar gagah, sementara lagu “Indonesia Raya” menggema, menegaskan bahwa cinta tanah air tak mengenal profesi dan tempat. Dari lokasi yang kerap dipandang sebelah mata ini, semangat nasionalisme justru berkobar begitu kuat.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Sukoharjo, Agus Suprapto, dalam sambutannya menegaskan bahwa kemerdekaan adalah tentang tanggung jawab.
“Sebagai warga negara, kewajiban kita saat ini adalah mengisi kemerdekaan sesuai dengan profesi masing-masing. Para petugas kebersihan, pengemudi truk sampah, pengelola taman, hingga para pemulung, semuanya punya jasa besar. Mari kita tetap menghargai dan menghormati para pahlawan yang telah gugur demi kemerdekaan,” tutur Agus.
Di barisan paling kanan, para pemulung tampak bangga. Bagi mereka, bisa ikut upacara di tengah TPA adalah sebuah kehormatan. Yatmi (40), salah satu pemulung, merasa sangat dihargai.
“Kerja kami mungkin dipandang rendah, tapi di hari ini kami merasa dihargai. Kami juga bagian dari bangsa ini, kami juga berjuang dengan cara kami,” ungkap Yatmi.
Upacara di TPA Mojorejo ini menjadi pengingat bahwa semangat kemerdekaan tidak hanya hidup di alun-alun kota atau gedung-gedung megah, melainkan juga di antara mereka yang bekerja dalam senyap, menjaga kebersihan, dan mengembalikan harmoni kota.
Dari balik tumpukan sampah, tumbuh tekad untuk terus mengisi kemerdekaan dengan kerja keras, ketulusan, dan cinta Tanah Air. (dea/rit)