31.1 C
Semarang
Selasa, 26 Agustus 2025

Mengulik Desa Tlogo Tuntang Makin Dikenal Berkat Taman Titik Nol

JATENGPOS.CO.ID, UNGARAN- Desa Tlogo terletak di Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang ternyata belum banyak mengetahui lokasi sesungguhnya. Masyarakat mengira Desa Tlogo terletak di lokasi Wisata Agro Tlogo Tuntang dikelola Perusda Tlogo atau PT Citra Mandiri Jawa Tengah. Padahal lokasi wisata dilengkapi resort itu terletak di desa Delik. Lantas di mana lokasi Desa Tlogo?

LIPUTAN KHUSUS

Desa Tlogo masih berjarak sekitar 4 km ke arah timur dari lokasi wisata Agro Tlogo. Dinamakan Tlogo karena dulunya ada telaga (bahasa Jawa tlogo, red) cukup luas yang kini dinamakan Balong. Jika berwisata di Agro Tlogo pengunjung tidak akan menemukan telaga di sana karena penamaannya diambilkan dari desa Tlogo.

“Perusda Tlogo memiliki wilayah perkebunan sangat luas meliputi lima desa, yakni Desa Delik, Watuagung, Lohpahit, Tuntang, dan Desa Tlogo. Meski nama Tlogo cukup terkenal tapi tidak banyak yang tahu dimana lokasi telaganya. Orang pun mengira Wisata Agro Tlogo terletak di Desa Tlogo, tapi bukan, lokasinya di Desa Delik,” ujar Kepala Desa Tlogo, Supangat kepada Jateng Pos, kemarin.

Memang banyak yang tidak tahu, bahkan orang mengira PT Perusda Tlogo adalah milik Desa. Anggapan tersebut membuat Desa Tlogo lokasinya tidak banyak dikenal. Lalu, Supangat memeras otak bagaimana caranya desanya dikenal masyarakat, bukan numpang ketenaran nama tapi orang tidak tahu lokasinya.

Inisiatif dijalankan dengan membuat taman Tlogo Nol Kilometer. Lokasinya di bekas telaga Balong, tidak jauh dari kantor Desa Tlogo. Tulisan nama taman dibuat cukup besar dengan menerakan simbol Titik Nol. Keberadaan taman tidak ubahnya petunjuk lokasi sekaligus pengukuhan jika di situlah titik nolnya wilayah Tlogo.

“Setelah kita buat taman orang mulai mengenal desa Tlogo, banyak pengendara yang melintas berhenti sekedar untuk selfi di taman. Benar, ternyata mereka baru tahu kalau di situ (telaga Balong, red) tempat asal mulanya penamaan Tlogo,” ungkapnya.

Baca juga:  Pertahankan Harga, Fungsikan Resi Gudang untuk Tampung Produksi Garam Petani

Diceritakan berdasarkan penuturan para tetua desa secara turun-temurun, telaga Balong dulunya pusat warga mengambil air untuk kebutuhan sehari-hari. Airnya jernih dan segar. Seiring perkembangan pembangunan waktu itu, sumber air telaga kemudian sumbat. Namun, beberapa kali sumbat lepas hingga muncul nama Balong, yakni berasal dari kata ‘bola-bali disubal bolong’ (berkali-kali disumbat berlubang, red).

Saat ini telaga Balong sudah tidak banyak airnya, hanya genangan air yang dipenuhi semak belukar dan rerumputan. Masyarakat tidak banyak yang tahu kalau dulunya merupakan telaga berair jernih. Terlebih setelah adanya proyek reaktivasi Kereta Api (KA) Tuntang airnya semakin surut akibat penggalian jalur KA.

“Sampai sekarang warga Tlogo setiap menggelar merti dusun dipusatkan di bekas telaga Balong. Lokasinya berada di tengah yang ditengarai dulunya merupkan sumber air telaga,” jelas Supangat yang telah menjabat Kades tiga periode ini.

Taman Tlogo Nol Kilometer telah dilengkapi joglo dibangun tahun 2022 lalu terlihat lebih menarik dan etnik. Diharapkan ke depan menjadi Icon Kawasan Tlogo sekaligus menandai asal-usul penamaan Tlogo. Di lokasi yang telah tertata ini banyak disinggahi pengendara dari berbagai daerah yang melintas. Mereka berhenti sekedar ingin beristirahat di jogjo sebelum melanjutkan perjalanan.

Padukan Pusat Kuliner-Sentra Durian

POTENSI TLOGO: Sentra penjualan buah durian hasil kebun warga Desa Tlogo di kios Taman Titik Nol Tlogo. FOTO:IST

Menjelang masa jabatan Kepala Desa Tlogo yang telah disandang selama tiga periode terakhir, Supangat menginginkan seluruh tugas yang diemban dapat dituntaskan. Di periode pamungkas ini, Supangat tengah mengupayakan program untuk meningkatkan perekonomin warga. Ia ingin selepas purna sebagai Kades dapat melihat kehidupan warganya semakin sejahtera. Salah satu kenginan itu diwujudkan dengan memaksimalkan Taman Tlogo Nol Kilometer semakin berdaya untuk masyarakat.

Baca juga:  Aplikasi "Gula Kelappa" Dinilai Mampu Tingkatkan Kompetensi Guru

Di lahan milik desa seluas 2.200 meterpersegi itu Supangat telah mengkonsep menjadikan Pusat Kuliner dan UMKM. Lokasinya strategis berada di pinggir jalan raya Tuntang-Purwodadi, bakal menarik perhatian masyarakat dari  mana saja yang melintas untuk tempat jujugan.

“Tugas terakhir (jabatan Kades periode ketiga, red) saya ingin menata desa lebih produktif memberi kontribusi ekonomi bagi warga. Periode sebelumnya sudah banyak infrastruktur kita bangun, keinginan saya terakhir bagaimana perekonomian warga semakin meningkat,” ujarnya.

Konsep yang sudah dijalankan, di lokasi taman telah dibangun joglo dan anjungan untuk menampung  para pedagang kuliner dan UMKM. Di dalam bangunan dibuat lapak-lapak tempat berjualan. Konsep yang diusung seperti pujasera, satu bangunan di dalamnya ada banyak lapak atau stand yang berjualan aneka menu kuliner.

“Lapak kita sewakan warga yang ingin berjualan. Kita tampung di sini. Agar dagangan laku merata tidak boleh menjual menu yang sama. Seperti menu gecok yang merupakan masakan asli Tlogo, tidak boleh semuanya nanti jualan gecok. Menu harus bervariasi, masih banyak masakan lain bisa disajikan untuk pengunjung,” jelasnya.

Satu lagi keunggulan dari pemanfaatan taman, dibuat sentra berjualan buah durian hasil kebun warga Tlogo dan sekitarnya. Taman dijadikan tempat perpaduan aneka kuliner dan eksotisme buah durian. Di lokasi taman juga dipasang tugu buah durian berukuran besar yang menandai sebagai sentra buah durian.

“Tugu durian sebenarnya dibuat sudah lama, dulu lokasinya agak jauh dari sini. Biar lebih bermanfaat kita pindah ke taman, sebagai simbol Desa Tlogo penghasil durian juga menandai di sini ada sentra berjualan buah durian,” pungkasnya. (muz) 


TERKINI

Empat Bulan Terima 3.940 Panggilan Darurat

Sejumlah Alumni UMK Tidak Terdaftar di PDDikti

Polres Kudus Kawal Korban Sound Horeg

Hasil Angket DPRD Temukan Kesalahan Wali Kota

Rekomendasi

Lainnya