26.7 C
Semarang
Selasa, 26 Agustus 2025

Omset Intip Goreng Suharto Meningkat Berkat Oven Manual Kreasi Sendiri

JATENGPOS.CO.ID, UNGARAN-  Sukses diraih Suharto (54) perajin intip goreng ternyata belum cukup dari cara membuat intip yang enak, kendala dihadapi usahanya sering kali terhenti saat musim hujan. Intip yang seharusnya dijemur sebelum digoreng, tidak bisa melar karena tidak ada panas matahari. Ia kembali memutar otak mengatasi kendala.

Perajin tinggal di Dusun krajan RT 03 RW 04 Desa Nyatnyono, Kecamatan Ungaran Barat, sekaligus pelopor pembuat intip di desanya ini, berupaya menjadi solusi untuk proses pengeringan intip.

“Solusinya harus punya oven manual untuk mengeringkan intip. Karena harganya mahal terpaksa saya akali dengan membuat alat oven sendiri. Bahannya sederhana dari kotak seng di bawahnya dikasi api kayu bakar, hasilnya sama seperti dijemur,” ungkapnya dengan perasaan lega.

Cara kerjanya, cetakan intip basah setelah dikeluarkan dari teflon dimasukkan ke dalam kotak yang di dalamnya ada rak jaring kawat. Disusun bersap-sap. Api pemanas di bawah oven menggunakan kaya bakar. Kemudian pintu kotak ditutup, intip dalam waktu beberapa menit akan kering.

Ditanya cara membuat intip goreng, Suharto menjelaskan, sama seperti pengrajin yang lain. Nasi yang telah matang dicampur tapioka kering, lalu dicetak menggunakan teflon bundar. Kemudian dipanaskan di atas kompor sampai nasi mengering dan agak gosong.

Baca juga:  PPKBD Diharapkan Sanggup Melaksanakan Program Bangga Kencana

“Setelah itu dijemur atau dioven sampai kering. Baru dibumbui dengan bahan bawang putih, garam, dan sedikit penyedap rasa. Caranya bumbu dikuas ke intip, dijempur lagi, setelah kering baru digoreng,” pungkasnya.

Proses pengolahan intip goreng Suhartono di Desa Nyatnyono, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang. FOTO:MUIZ/JATENGPOS

Diberitakan sebelumnya, Suharto setelah usaha kripik singkong (ceriping) bereksperimen beralih membuka usaha yang lain. Awalnya coba-coba membuat camilan dari bahan kerak nasi yang gosong, Suharto kini sukses menjadi pengusaha intip goreng dengan omset setiap bulan mencapai puluhan juta.

Berkat intip, Suharto berhasil menamatkan dua putranya hingga sarjana di Pondok Pesatren di Jawa Timur, dan kini masih membiayai 1 putranya yang masih menempuh pendidikan di pesantren.

“Alhamdulillah mungkin sudah menjadi rezeki saya dari intip goreng. Dulu awalnya dari coba-coba membuat intip. Belajar secara otodidak, tidak pernah meniru dari orang lain,” ujar bapak 5 orang anak ini saat ditemui Jateng Pos.

Kisah sukses menjadi pengusaha intip, diceritakan Suharto, diawali keterampilannya membuat kripik singkong (ceriping, red) yang sudah bertahun-tahun digeluti. Sejauh itu ia belum pernah merasakan usahanya berkembang. Bahkan, lambat laun kalah bersaing dengan produk kripik yang lain seperti kripik tempe, aneka peyek, dan kripik sayur. Dari kegagalan itu ia terus memutar otak untuk membuat camilan lain yang khas dan disukai masyarakat.

Baca juga:  Cegah Stunting, Ganjar Beri Perhatian Ibu Hamil Risiko Tinggi

“Kemudian saya melihat di pasar kok banyak yang mencari intip goreng dari Solo. Saya pikir kenapa tidak bikin intip sendiri, masak untuk membeli harus jauh-jauh ke Solo. Pokoknya saya harus bisa membuat intip goreng,” tuturnya.

Berkat ketekunan tersebut Suharto saat ini memiliki 5 orang pekerja. Setiap hari berproduksi untuk melayani pelanggan dan pembeli yang datang langsung ke rumahnya. Model pemasaran seperti ini baginya sangat menguntungkan, tidak perlu lagi ngider ke pasar atau menyetok di toko-toko.

“Pemasaran cukup dari pelanggan, mereka yang menjualkan intip ke toko dan pasar-pasar. Alhamdulillah sudah lebih dari cukup, saya bersyukur setiap hari bisa produksi intip,” akunya.

Di pasaran intip Suharto dikemas ukuran sedang dengan mengandalkan cita rasa original. Menurutnya kalau diberi gula atau sessioning rasa intip tidak lagi khas. Sejak dulu mempertahankan originalitas intip tanpa rasa yang lain. Produksi setiap hari rata-rata sebanyak 360 bungkus ukuran sedang.

“Kemasan rata-rata ukuran sedang sesuai pesanan pelanggan. Kalau omset dihitung sebulan rata-rata sekitar Rp 30 juta,” terangnya. (muz)


TERKINI

Rekomendasi

Lainnya