JATENGPOS.CO.ID, UNGARAN- Acara Wisuda XIX dan Sumpah Profesi periode September 2025 Universitas Ngudi Waluyo (UNW) Ungaran, Kabupaten Semarang, Selasa (16/9/2025), menjadi moment paling mengharukan bagi wisudawati Manderika Pikei. Diantara ratusan peserta wisuda, ia terlihat kedua matanya sembab menahan haru.
Mande –panggilan akrabnya— meresapi moment bahagia ini menjadi sepesial, karena bertepatan ia menginjak usia 24, seakan menjadi perayaan Ulang Tahun (Ultah)-nya. Luapan emosional tak mampu disembunyikan, air matanya menetes menandakan rasa haru yang tak mampu ditahan.
“Hari ini saya Ultah, momen yang saya tunggu-tunggu bisa wisuda ternyata bertepatan Ultah saya. Tidak terbayangkan sebelumnya, saya sangat terharu,” ujarnya kepada Jateng Pos seusai mengikuti prosesi wisuda.
Rasa haru membuncah dirasakan Mande, selain itu, ia merasakan rindu ibunya yang telah lama menunggu kedatangannya di kampung halaman di Kabupaten Deiyai, Provinsi Papua Tengah. Ia ingin memeluk ibunya di hari spesial ini, terkendala jarak dan kondisi tidak memungkinkan bisa menemaninya wisuda.
“Ibu saya sudah menunggu di rumah, tidak bisa datang karena jauh, ke sini juga biayanya mahal. Ibu saya di Deiyai sendiri, ayah saya sudah meninggal dunia saat saya masih di bangku SD,” tuturnya tercekat menahan haru.
Dituturkan lagi, selama menjalani kuliah di UNW sejak tahun 2020 hingga saat ini, belum pernah bertemu langsung dengan ibunya. Jika rindu ia luangkan bertemu lewat video call. Ia bertekad tidak akan pulang sebelum mempersembahkan predikat lulus S1 program studi PGSD (Pendidikan Guru Sekolah Dasar) di UNW yang dicita-citakan dan juga ibunya.
“Ibu saya sangat mendukung dan ingin saya menjadi guru, di tempat tinggal kami banyak sekolahan dan murid tapi gurunya masih sedikit. Saya terobsesi lulus S1 dan kembali ke Papua menjadi guru,” ungkapnya.
Rasa rindu bertemu dan memeluk ibunya ditahan bertahun-tahun, rasa itu lebih ia simpan dalam-dalam dengan menimbang perjalanan jauh harus ditempuh jika pulang kampung. Perjalanan ke kampungnya memakan waktu lebih dari 7 hari, itu pun harus menyeberangi lautan berhari-hari.
“Kalau naik pesawat biayanya mahal, ibu saya hanya kerja di kebun. Uang hanya cukup biaya kuliah anaknya. Saya datang ke sini naik kapal laut, nanti pulang setelah wisuda ini juga naik kapal laut. Waktu tempuh kadang sampai 7 hari lebih,” tuturnya.
Ditambahkan, setelah lulus ia akan mengikuti jejak kakak pertamanya yang juga lulusan UNW untuk kembali mengabdi di Papua. Mande merupakan anak ketiga dari empat bersaudara. Kakak pertama dan kedua saat ini bekerja di Papua, sedangkan adiknya masih kuliah di UGM Yogyakarta.
“Harapan saya dan saudara-saudara setelah lulus kuliah kembali pulang mengabdi di Papua. Kami lebih senang bisa berbagi ilmu bermanfaat dan berkumpul bersama saudara-saudara di Papua,” pungkasnya.
Sementara, Rektor UNW Prof Dr Subyantoro, M.Hum dalam sambutan wisuda menyampaikan acara Wisuda XIX, Sumpah Profesi, dan Pengukuhan Mahasiswa Baru UNW, bukan hanya menandai kelulusan para mahasiswa, tetapi juga mengukuhkan komitmen mereka untuk terus berkarya, belajar, dan memberi manfaat bagi bangsa dan negara tercinta.
Dalam kesempatan ini, Prof Bi menyampaikan capaian mahasiswa UNW di tahun 2025 yang bertabur prestasi yakni di ajang pertandingan olahraga dan ilmiah, baik tingkat internasional, nasional, dan regional.
Disebutkan, ada 26 prestasi yang ditorehkan mahasiwa, diantarnya; 17 prestasi sebagai juara I, 12 prestasi sebagai juara II, dan 2 prestasi sebagai juara III. Di tahun ini, UNW, telah memiliki Program Pascasarjana, dengan 4 Prodi, yaitu: Prodi S2 Manajemen Pendidikan, Prodi S2 Hukum, Prodi S2 Keperawatan, dan Prodi S2 Kesehatan Masyarakat.
“Hari ini kita mewisuda sebanyak 691 mahasiwa. Semoga Saudara alumni S1, yang masih menginginkan studi lanjut, dapat menjatuhkan pilihannya pada program Pascasarjana UNW. Selamat berjuang, doa kami untuk kesuksesan Saudara semua!,” tandasnya. (muz)