28 C
Semarang
Kamis, 16 Oktober 2025

VIRAL KAIH: Tingkatkan Kemandirian Murid di SMA Negeri 1 Slawi

Oleh : Khamalida Fitriyaningsih, S.Pd. (Koordinator Kokurikuler SMA Negeri 1 Slawi Kab. Tegal)

JATENGPOS. CO. ID, SEMARANG- Kokurikuler merupan kegiatan pembelajaran di luar jam pembelajaran di dalam kelas, yang bertujuan untuk meningkatkan, memperdalam, dan memperluas kompetensi serta menguatkan karakter murid. Hal ini sejalan konsep Pembelajaran Mendalam oleh Kemendikdasmen bahwa pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran tidak hanya melibatkan olah pikir saja, tetapi juga olah hati, olah rasa, dan olah raga secara holistik dan berkesinambungan. Sehingga kokurikuler bertujuan untuk menguatkan karakter murid supaya menjadi pribadi yang utuh dan tangguh.

Dalam Panduan Kokurikuler yang dirilis oleh Kemendikdasmen Tahun 2025, setidaknya ada 3 cara dalam pelaksanaan kokurikuler di sekolah, yaitu : (1) lintas disiplin mata pelajaran; (2) Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat; (3) cara lainnya sesuai dengan program unggulan sekolah.

Pelaksanaan Kokurikuler di SMA Negeri 1 Slawi menggunakan G7KAIH yang diawali dengan identifikasi permasalahan dalam Rapor Pendidikan Tahun 2025. Hasil Rapor Pendidikan SMA Negeri 1 Slawi pada tahun 2025 menunjukkan bahawa hampir semua indikator sudah berwarna hijau yang berarti baik, namun ternyata jika dianalisis lebih mendalam maka terdapat satu indikator yang mengalami penurunan cukup signifikan, yaitu indikator karakter yang menurun 11,51 dari Tahun 2024. Skor indikator karakter SMA Negeri 1 Slawi pada tahun 2025 adalah 67,8 sehingga pelaksanaan kokurikuler yang pertama ini berfokus pada penguatan karakter yang menggunakan G7KAIH.

Setelah ditelusuri lebih dalam, ternyata sub indikator yang perlu peningkatan adalah sub indikator Beriman, Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Berakhlak Mulia, Gotong Royong, Kreativitas, Nalar Kritis, Kebhinekaan Global, dan Kemandirian. Sehingga kokurikuler di SMA Negeri 1 Slawi menggunakan cara G7KAIH, dimana hal ini senada dengan intervensi program pemerintah bahwa seluruh sekolah diwajibkan mengimplementasikan G7KAIH. Kokurikuler ini diberi tagline VIRAL KAIH karena hasil akhir kokurikuler ini adalah murid membuat flyer edukasi digital tentang G7KAIH yang telah dilaksanakan di sekolah lalu diupload pada sosial media masing-masing sebagai upaya pengejawantahan program pemerintah.

Baca juga:  Karakter Skill Abad 21 dalam Pembelajaran

Keunikan kokurikuler di SMA Negeri 1 Slawi adalah menggunakan kerangka kerja inkuiri kolaboratif dengan langkah discovery learning, dimana murid tidak hanya melaksanakan kegiatan pembiasaan penguatan karakter pada kulit arinya saja, tetapi juga mengimplementasikan pendekatan Pembelajaran Mendalam. Maksudnya murid tidak hanya membiasakan G7KAIH saja tetapi juga benar-benar memahami mengapa harus ber G7KAIH dan apa manfaat yang di dapat pada saat ini dan masa mendatang. Inikuiri kolaboratif dilaksanakan dengan beberapa tahap, antara lain: (1) tahap asses, dimana identifikasi rapor pendidikan sebagai dasar pinjakan pengambilan model, DPL, dan tema kokurikuler; (2) tahap design and implementation dilaksanakan dengan langkah-langkah Pembelajaran Mendalam. Misalnya, pada kegiatan Makan Sehat dan Bergizi, murid tidak hanya makan sehat dan bergizi bersama saja tetapi juga menyelidiki alasan makan sehat dan bergizi, keterkaitan makan sehat dan kondisi emosional seseorang, dan manfaat jangka panjang dari makan sehat dan bergizi yang dilakukan serta kontrak makan sehat dan bergizi selama 1 bulan ke depan; (3) measure, reflect, and change dilihat dari jurnal observasi G7KAIH dan penilaian smurid tentang perubahan kecil terjadi yang berkelanjutan.

Baca juga:  Komik Canva Alternatif PJJ yang Menarik

Output kokurikuler SMA Negeri 1 Slawi tidak hanya berbentuk laporan Lembar Kerja Murid saja tetapi juga adanya pemanfaatan digital dalam setiap tugas murid, seperti pembuatan digital mind mapping, digital poster, digital flyer, dan juga digital reflection study. Kemudian output ini diunggah pada media sosial murid yang harapannya mampu mengubah algoritma media sosial murid menjadi ruang-ruang virtual yang mengajak teman-temannya di dunia maya untuk turut serta mengimplementasikan dan menyukseskan program G7KAIH.

Outcomenya murid mengisi jurnal pembiasaan 7KAIH yang akan dipantau oleh wali kelas dan guru wali serta wali murid sebagai bentuk sinergitas yang sangat baik dalam menguatkan karakter murid. Sehingga penguatan karakter tidak hanya menjadi tanggung jawab guru saja, tetapi juga peran serta aktif dari wali murid turut menjadi bagian penting dalam terciptanya karakter murid yang mandiri dan tangguh dan siap dalam menghadapi tantangan zaman di masa mendatang.

Dampaknya karakter murid yang mandiri mulai banyak terlihat sesuai dengan kontrak karakter yang murid tulis dalam refleksi kokurikuler, serta perubahan kecil yang berarti mulai diimplementasikan oleh murid setiap harinya, misalnya dengan bangun lebih pagi, tidur lebih cepat, ibadah lebih tepat waktu, lebih aware terhadap makanan dan minuman yang akan dikonsumsi, lebih sering berolahraga dan belajar, serta turut berpartisipasi dalam kegiatan sosial yang ada di lingkungan. (*/jan)


TERKINI


Rekomendasi

...