JATENGPOS.CO.ID, SOLO – Setelah resmi dilantik sebagai Rektor Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta periode 2025–2029, Dr. Bondet Wrahatnala, S. Sos., M. Sn., langsung tancap gas. Dalam 100 hari kerja pertamanya, “Mas Rektor” — sapaan akrab yang dilekatkan rekan media — memfokuskan pada penyusunan kabinet dan perumusan tata kelola perguruan tinggi berbasis Transformasi, Hilirisasi, Terdampak, dan Adaptif.
Dr. Bondet mengawali masa jabatannya dengan menggelar silaturahmi intensif bersama perwakilan wartawan/jurnalis media cetak dan online di Ruang Penunjang Pendapa ISI Solo, Senin (13/10).
Media Sebagai Pilar Strategis Pentahelix
Dr. Bondet yang didampingi Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Kerja Sama, dan Humas, Prof. Dr. Sugeng Nugroho, S. Kar., M. Sn., secara khusus menekankan peran media sebagai pilar penting dalam memajukan kampus.
“Hari ini kita bersilaturahmi, saya sebagai Rektor baru membutuhkan dukungan dan kolaborasi strategis dari teman-teman semua. Sebagai orang yang pernah bergelut di dunia jurnalistik, saya melihat peran media untuk mendiseminasi ide dan gagasan dari Kampus ini sangat strategis,” ujar Dr. Bondet.
Ia menjelaskan bahwa akselerasi transformasi ISI Solo akan diwujudkan melalui kolaborasi pentahelix yang melibatkan akademisi, pemerintah, komunitas, industri, dan pilar kelima, yaitu media.
“Kritik, saran, dan masukan yang tercermin dari pemberitaan media massa adalah ungkapan jujur yang akan membuat kampus ini menjadi lebih besar lagi. Reputasi ISI Solo baik di level nasional maupun internasional tidak bisa dilepaskan dari peran media massa,” tegasnya.
Mas Rektor menyatakan tekadnya untuk membawa ISI Solo Go National dan Go International dengan mendorong riset dan karya dosen agar lebih akseleratif dan berdampak signifikan bagi masyarakat.
“Hal-hal positif itu akan terus kita pompa, terus kita dorong teman-teman untuk bisa lebih akseleratif dalam karya-karyanya supaya itu karya-karya tidak hanya berhenti di laporan penelitian saja,” katanya.
Ia menekankan bahwa laporan penelitian yang hanya tersimpan di perpustakaan tidak akan berguna jika tidak memberikan dampak langsung. Oleh karena itu, regulasi internal akan difokuskan untuk mendukung hilirisasi program riset dan pengabdian masyarakat agar karya kampus mendapat rekognisi dan bermanfaat.
Mengenai jajaran Wakil Rektor dan Pimpinan di bawahnya, Dr. Bondet menyatakan akan memilih orang yang tepat berdasarkan kompetensi dan kapabilitas. “Sesuai dengan regulasi, saya diberi kesempatan untuk menyempurnakan ‘kabinet’ ini setidaknya sampai bulan Januari 2026,” pungkasnya. (dea/rit)
