28 C
Semarang
Senin, 20 Oktober 2025

Pemprov Jateng Dirikan 6 Desalinasi untuk Warga Pesisir 

JATENGPOS. CO. ID, BREBES – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah telah membangun sebanyak enam desalinasi air bersih, di sejumlah daerah di pesisir pantai utara. Program bantuan untuk pemenuhan kebutuhan air bersih tersebut, bersumber dari dana APBD dan CSR 2025.

Kehadiran pemerintah melalui program desalinasi air bersih ini disambut senang masyarakat. Mereka yang sebelumnya kesulitan mendapatkan air bersih, kini tinggal datang ke lokasi desalinasi dengan biaya yang jauh lebih murah. Airnya juga langsung bisa dikonsumsi tanpa harus dimasak lebih dulu.

Sri Hastutik, warga Desa Randusanga Kulon, Kabupaten Brebes, mengungkapkan rasa senangnya karena saat ini mendapat kemudahan akses air bersih di desa. Selain lebih dekat, dia hanya mengeluarkan Rp 2.500 per galon. Harga itu jauh lebih murah dibanding air isi ulang dengan harga Rp 5.000 per galon.

“Senang sekali karena kalau butuh air bersih lebih dekat dan harganya murah. Dulu kalau beli air harus menempuh jarak satu kilometer,” katanya.

Selain itu, air hasil desalinasi kualitasnya bagus, sehingga aman dan sehat jika dikonsumsi. Apalagi, di rumahnya ada balita yang berusia tiga bulan.

“Ya airnya bagus. Kalau buat susu bayi bisa sehat, dan rasanya tidak asin,” ujar Sri Hastutik.

Begitu pula dengan Supriyatin, pemilik warung makan di Desa Randusanga Kulon, yang sangat terbantu dengan adanya bantuan desalinasi air bersih dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Selain untuk memenuhi kebutuhan keluarga sehari-hari, air desalinasi itu juga untuk kebutuhan warungnya.

Baca juga:  Paguyuban Kepala Desa Bahurekso Gelar Tasyakuran Hari Desa Nasional

“Wah, rasanya ada manisnya, lebih enak dibanding air di sini. Jadi, pelanggan lebih suka,” ucapnya.

Sebelum ada bantuan desalinasi, Supriyatin harus mengambil air dari sumur bor yang jaraknya cukup jauh. Di samping itu, air dari sumur bor harus dimasak dulu sebelum dikonsumsi, atau untuk jualan diwarungnya.

“Kalau air desalinasi ini kan langung bisa dikonsumsi, kalau dari sumur harus dimasak dulu. Kadang airnya juga asin. Jadi, senang dengan adanya bantuan ini,” jelasnya.

Kepala Desa Randusanga Kulon, Afan Setiono, menuturkan, bantuan desalinasi air bersih sebagai bukti Pemerintah Provinsi Jawa Tengah hadir dengan solusi bagi permasalahan di masyarakat, terutama di daerah pesisir yang membutuhkan air bersih.

“Pemerintah hadir dan tahu, mana program prioritas yang harus dilakukan untuk masyarakat,” tuturnya.

Menurut Afan, desalinasi air bersih mampu menjawab permasalahan di desanya, terkait kebutuhan air bersih yang bertahun-tahun menjadi masalah. Ada sekitar 9.200 lebih jiwa penduduk di desanya, mayoritas terdampak air rob. Sehingga, air bersih menjadi satu masalah yang harus dituntaskan.

“Alhamdulillah, desalinasi air bersih bisa memproduksi sekitar 200 galon lebih per hari. Jadi, cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, dan UMKM atau warung-warung yang ada,” imbuhnya.

Baca juga:  Yayasan Harvey Movement Gelar "Hari Apresiasi Pahlawan Kebersihan" di Semarang

Saat ini, pihaknya akan terus mengembangkan desalinasi air bersih tersebut. Salah satunya, dengan menggandeng Bumdes dan Koperasi Desa Merah Putih.

“Di desa kami ada produksi sirup dan permen berbahan baku rumput laut. Jadi, adanya air bersih dari desalinasi ini bisa untuk pemasok kebutuhan air,” ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Dinas PU Bina Marga dan Cipta Karya Provinsi Jawa Tengah, Hanung Triyono menyampaikan, bantuan desalinasi air bersih ini selaras dengan slogan Gubernur Ahmad Luthfi dan Wakil Gubernur Taj Yasin, yakni Ngopeni Nglakoni Jawa Tengah. Terlebih desalinasi merupakan implementasi salah satu program prioritas yang diusung Ahmad Luthfi dan Taj Yasin, yakni desa maju dan berdaya.

“Ada tiga titik bantuan desalinasi air bersih yang bersumber dari APBD, dan tiga lagi dari CSR. Jadi total ada enam titik yang tersebar di Pati, Demak, Pekalongan, dan Brebes,” ujarnya.

Hanung menambahkan, bantuan tersebut menyasar ke daerah-daerah yang kesulitan mendapatkan air bersih, terutama di pesisir pantai utara.

“Selain untuk kebutuhan air bersih, program ini juga selaras dengan pengentasan kemiskinan dan stunting. Saat ini kami masih berkoordinasi dengan sejumlah pihak, agar program ini terus berlanjut di tahun 2026,” tandasnya. (jan)


TERKINI


Rekomendasi

...