31 C
Semarang
Senin, 20 Oktober 2025

Dorong Pertumbuhan Ekonomi, Wali kota Semarang, Agustina Wilujeng Akan Perbanyak Event Seni di Tahun 2026

JATENGPOS.CO.ID SEMARANG – Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng menegaskan komitmen Pemerintah Kota Semarang untuk memperbanyak event seni dan budaya demi melestarikan nilai-nilai kearifan lokal sekaligus mendorong pertumbuhan dan perputaran ekonomi masyarakat. Hal ini ia sampaikan usai menutup lomba Melukis Payung dan Kipas 2025 yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang di Uptown Mall BSB Semarang, Minggu (19/10).

“Saya minta kepada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata nanti berikutnya lomba bisa diadakan berkala. Mungkin dari kecamatan masing-masing agar diorkestrasi pada satu bulan yang sama. Sehingga nanti ada semacam festival payung setiap kecamatan semuanya punya, menampilkan. Dan itu adalah hasil dari karya warga masyarakat,” ungkap Agustina.

Dirinya percaya bahwa event kreatif semacam ini tidak hanya akan menggairahkan masyarakat kembali tetapi juga membawa dampak positif terhadap ekonomi lokal. Ia menjelaskan bahwa pertumbuhan ekonomi Kota Semarang telah menunjukkan peningkatan pesat, dan berharap dapat mendekati 8% pada akhir tahun, sehingga kegiatan berbasis komunitas seperti ini menjadi penunjang penting.

Baca juga:  Wagub Jateng Dorong Penguatan Ekosistem Halal dari Hulu

“Otomatis kalau akan memamerkan karya (ada lomba di tingkat kecamatan), warga akan bersih-bersih juga. Ekonomi di situ akan mulai bergerak, dari UMKM dan lain sebagainya karena ada keramaian,” ujarnya.

“Dan saya bersyukur karena masyarakat itu gibras. Artinya Pemkot Semarang melemparkan ide untuk pariwisata, disukai banyak orang. Kita melempar ide untuk membangkitkan kebersihan misalnya, semuanya respon,” lanjutnya.

Lomba Melukis Payung dan Kipas 2025 diikuti sekitar 400 peserta untuk lomba melukis kipas pada Sabtu (18/10) dan lomba melukis payung pada Minggu (19/10). Lomba ini mengusung tema “Warak Ngendog” — Simbol Harmoni Budaya Jawa, Arab, dan Tionghoa, bertujuan untuk melestarikan budaya lokal secara kreatif, menanamkan semangat toleransi sejak dini, dan menghidupkan ruang publik dengan aktivitas seni yang inklusif.

Baca juga:  Kabupaten Semarang Terbaik Pelaksana DAK Infrastruktur Perumahan

Agustina berpendapat, kegiatan ini menunjukkan bahwa Warak Ngendog, ikon kebanggaan Kota Semarang, tidak hanya dirayakan melalui festival atau arak-arakan, tetapi juga dipromosikan lewat media seni yang sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari, yaitu payung dan kipas. Cara ini dinilai memiliki potensi ekonomi kreatif, seperti pengembangan motif Warak Ngendog menjadi suvenir khas Semarang.

“Yang paling membahagiakan yaitu berkumpulnya para seniman mulai dari yang (masih) belajar, yang kecil, remaja, anak muda, sampai yang sudah expert. Mereka berkumpul jadi satu kemudian hasilnya itu bisa saling melirik kan. Saya yakin nanti di periode lomba berikutnya mereka akan terpacu untuk membuat yang lebih bagus lagi,” tandasnya. (sgt)


TERKINI


Rekomendasi

...