25.9 C
Semarang
Kamis, 13 November 2025

Pendekatan Pembelajaran Mendalam Tingkatkan Prestasi Belajar



JATENGPOS.CO.ID, PATI – Sebagai Kepala SMP Negeri 3 Tambakromo Pati, saya melihat bahwa tantangan utama dalam proses pembelajaran di sekolah kami adalah masih rendahnya kemampuan siswa dalam memahami konsep secara mendalam. Banyak peserta didik masih cenderung mengandalkan hafalan semata, sehingga pembelajaran menjadi bersifat dangkal dan kurang bermakna. Mereka belajar hanya untuk mendapatkan nilai, bukan untuk memahami makna atau mengaitkan pelajaran dengan kehidupan nyata. Akibatnya, kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan reflektif belum berkembang secara optimal. Kondisi ini tentu menjadi perhatian bersama, karena pembelajaran yang hanya menekankan aspek kognitif tidak cukup untuk membentuk karakter dan daya saing siswa. Untuk mengatasi kelemahan tersebut, kami mulai menerapkan pendekatan pembelajaran mendalam (deep learning approach) sebagai strategi pembelajaran yang berorientasi pada penguatan pemahaman, kemampuan berpikir tingkat tinggi, serta penerapan konsep dalam konteks kehidupan sehari-hari.

Pendekatan pembelajaran mendalam bukan sekadar metode, tetapi merupakan paradigma baru dalam proses belajar. Menurut Marton dan Säljö (1976), pendekatan ini membantu siswa memahami makna suatu konsep, bukan hanya mengingat informasi. Pandangan tersebut sejalan dengan teori konstruktivisme yang dikemukakan oleh Piaget dan Vygotsky, bahwa pengetahuan dibangun melalui pengalaman dan interaksi sosial. Di SMP Negeri 3 Tambakromo, teori ini kami terapkan dalam berbagai model pembelajaran seperti project-based learning, problem-based learning, dan inquiry learning. Contohnya, dalam pelajaran IPA, siswa kami ajak meneliti pengelolaan sampah di lingkungan sekolah untuk menemukan solusi kreatif terhadap permasalahan lingkungan. Dalam pelajaran IPS, siswa melakukan observasi sosial di masyarakat sekitar untuk memahami nilai gotong royong dan tanggung jawab sosial. Melalui kegiatan seperti ini, siswa tidak hanya memperoleh pengetahuan, tetapi juga belajar berpikir analitis, bekerja sama, dan mengomunikasikan ide dengan percaya diri.

Selain itu, teori pemecahan masalah dari Bruner dan Dewey menjadi landasan penting bagi guru dalam merancang pembelajaran. Bruner (1961) menekankan pentingnya discovery learning, di mana siswa menemukan sendiri pengetahuan melalui proses eksploratif. Sementara Dewey (1938) menekankan pembelajaran reflektif berbasis pengalaman nyata. Kedua teori ini mendorong guru untuk tidak sekadar mengajar, tetapi membimbing siswa agar mampu berpikir mandiri, mencari makna, dan menemukan solusi atas masalah yang mereka hadapi. Dengan demikian, guru berperan sebagai fasilitator, bukan satu-satunya sumber pengetahuan.

Penerapan pendekatan pembelajaran mendalam di SMP Negeri 3 Tambakromo telah menunjukkan dampak positif. Siswa menjadi lebih antusias, nilai akademik meningkat, dan kemampuan berpikir kritis semakin berkembang. Mereka juga menunjukkan sikap tanggung jawab dan kemandirian belajar yang lebih baik. Melalui pendekatan ini, kami percaya bahwa keberhasilan pendidikan tidak hanya diukur dari nilai rapor, tetapi dari kemampuan siswa memahami, menerapkan, dan menginternalisasi pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan demikian, kami berkomitmen untuk terus memperkuat penerapan pendekatan pembelajaran mendalamdi SMP Negeri 3 Tambakromo Pati agar tercipta generasi yang cerdas, berkarakter, dan berdaya saing di era global yang penuh tantangan.

Oleh :

Dra. Nur Muntadliroh, M.Pd.

Kepala SMPN3 Tambakromo Pati



TERKINI


Rekomendasi

...