JATENGPOS.CO.ID, KEBUMEN – Pemerintah terus mendorong perubahan pola pikir masyarakat dari ketergantungan pada bantuan sosial menuju kemandirian ekonomi berkelanjutan. Langkah nyata itu diwujudkan Kementerian Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat (Kemenko PM) lewat pelatihan “Berdaya Finansial” yang digelar di Pendopo Kabumian, Kebumen, Kamis (6/11/2025).
Kegiatan ini diikuti lebih dari 200 pelaku usaha mikro dari berbagai kecamatan di Kebumen. Program tersebut menjadi bagian dari strategi nasional untuk membangun ekosistem pemberdayaan masyarakat yang produktif dan tangguh.
Bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Kebumen, INAmikro, dan mitra strategis lainnya, pelatihan ini menekankan pentingnya peningkatan literasi keuangan, pengelolaan usaha, dan pemanfaatan teknologi digital bagi UMKM.
UMKM selama ini menjadi tulang punggung ekonomi Indonesia dengan kontribusi 60 persen terhadap PDB dan penyerapan tenaga kerja mencapai 97 persen. Di Jawa Tengah, Kebumen menempati posisi ketiga dengan jumlah usaha mikro terbanyak. Namun, akses pembiayaan dan pendampingan masih menjadi kendala utama bagi pelaku usaha kecil.
Deputi Bidang Koordinasi Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat dan Pelindungan Pekerja Migran Kemenko PM, Leontinus Alpha Edison menegaskan, program ini merupakan bentuk nyata perubahan paradigma pembangunan masyarakat.
“Selama ini pengentasan kemiskinan dilihat dari sisi sosial dengan pendekatan bantuan. Sekarang kita ubah orientasinya dari ‘memberi’ menjadi ‘memberdayakan’. Melalui program Perintis Berdaya, kami membangun ekosistem yang konkret, agar masyarakat belajar langsung dari mentor hebat, berjejaring, dan mendapat pendampingan berkelanjutan hingga mandiri,” ujarnya.
Ia menambahkan, pelatihan ini menjadi pintu masuk menuju program inkubasi selama 13 minggu, yang mencakup pelatihan akses pembiayaan, teknologi produksi, pemasaran omnichannel hingga penguatan merek dan perlindungan HAKI. Tujuannya agar UMKM mampu naik kelas dan menembus pasar global.
Di kesempatan yang sama, Debbie Sianturi, Founder INAmikro, mengapresiasi langkah kolaboratif Kemenko PM.
“Melalui kegiatan ini kita belajar bersama membangun jejaring dan memperkuat kolaborasi lintas sektor. Pendampingan yang intensif dan berkelanjutan adalah kunci agar pelaku usaha kecil mampu bertahan dan tumbuh,” ujarnya.
Selain pelatihan finansial, peserta juga mendapatkan materi praktis dari DCT Agency, mencakup teknik komunikasi publik, strategi live shopping, pemanfaatan teknologi AI untuk foto produk, serta coaching clinic untuk mengidentifikasi tantangan usaha.
Dengan semangat kolaborasi lintas pihak, “Berdaya Finansial” diharapkan menjadi model pemberdayaan end-to-end yang dapat direplikasi di berbagai daerah. Hasil akhir program ini bukan hanya peningkatan omzet, tetapi juga kemampuan digital, kesiapan investasi, dan jejaring usaha yang lebih luas bagi pelaku UMKM.(aln)











