25.9 C
Semarang
Kamis, 13 November 2025

Tingkatkan Keterampilan Memainkan Alat Musik Tradisional Melalui Model Station Rotation di Kelas 8 SMP 2 Gemolong Sragen



JATENGPOS.CO.ID-Pendidikan Seni Budaya di jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) memiliki peran krusial dalam menumbuhkan rasa cinta dan kemampuan siswa terhadap warisan budaya bangsa, termasuk alat musik tradisional. Namun, observasi di kelas 8 SMP 2 Gemolong menunjukkan adanya tantangan signifikan. Mayoritas murid masih menunjukkan penguasaan yang rendah dalam praktik memainkan alat musik tradisional yang menjadi materi pembelajaran.

Beberapa faktor yang disinyalir menjadi penyebab antara lain: keterbatasan waktu praktik individu, perbedaan tingkat kecepatan belajar siswa, serta kurangnya variasi metode pengajaran yang memungkinkan eksplorasi mendalam. Jika permasalahan ini terus dibiarkan, dikhawatirkan tujuan pembelajaran untuk mencetak generasi yang mampu melestarikan dan memainkan musik tradisional akan sulit tercapai.

Solusi Inovatif: Implementasi Model Station Rotation

Untuk mengatasi tantangan tersebut, diterapkanlah model pembelajaran Station Rotation. Model ini merupakan salah satu bentuk pembelajaran blended learning yang membagi kelas menjadi beberapa “stasiun” atau pos belajar. Dalam satu sesi pembelajaran, siswa akan berpindah (rotasi) dari satu stasiun ke stasiun lainnya dengan durasi waktu yang telah ditentukan.

Baca juga:  Pembelajaran Aktif Tipe Snowball Throwing Tingkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Teknik Perbaikan Panel Bodi

Penerapan model Station Rotation dalam materi memainkan alat musik tradisional di kelas 8 SMP 2 Gemolong dirancang dengan tiga stasiun utama (1) Stasiun Instruksi Langsung (Guru):Fokus pada penjelasan teknik dasar bermain alat musik (misalnya cara memegang, posisi, notasi dasar, dan ritme).Guru memberikan feedback langsung dan bimbingan yang terpersonalisasi kepada kelompok kecil.(2) Stasiun Mandiri Digital (Komputer/Gawai):Siswa secara mandiri mengakses video tutorial atau materi interaktif yang memuat contoh lagu dan teknik lanjutan.Penggunaan headset memungkinkan praktik mendengarkan yang fokus dan berulang. (3)Stasiun Praktik Kelompok (Kolaborasi Sebaya).Siswa berlatih bersama dalam kelompok kecil untuk menyelaraskan permainan dan ritme. Model Tutor Sebaya (siswa yang sudah mahir membantu yang masih kesulitan) dimaksimalkan untuk menumbuhkan rasa tanggung jawab dan meningkatkan interaksi sosial.

Setelah implementasi model Station Rotation selama beberapa siklus pembelajaran, hasil yang dicapai menunjukkan peningkatan signifikan dalam penguasaan keterampilan memainkan alat musik tradisional oleh murid kelas 8. Hasil tersebut terlihat dari indicator ketercapaian ketuntasan sebelumnya 45 persen sedangkan setelah penerapan model mencapai 80 persen. Tingkat partisipasi siswa rendah,setelah menggunakan model statipm rotation meningkat. Sedangkan kualitas bermain alat music sebelumnya kaku, kemudian menjadi harmonis dan lebih bagus.

Baca juga:  Upacara Bendera Awal Terbentunya Sikap Nasionalisme Siswa

Keberhasilan ini didukung oleh beberapa faktor kunci. Pertama pembelajaran Berdiferensiasi: Station Rotation mampu mengakomodasi perbedaan gaya dan kecepatan belajar siswa. Siswa yang kesulitan dapat menghabiskan waktu lebih fokus di Stasiun Instruksi Langsung, sementara yang sudah mahir bisa langsung eksplorasi di Stasiun Mandiri atau Praktik Kelompok. Kedua fokus yang Tersegmentasi: Setiap stasiun memiliki tujuan yang jelas, membuat siswa lebih fokus dan tidak jenuh. Waktu rotasi yang terbatas mendorong siswa untuk memaksimalkan waktu belajar di setiap stasiun. Kemudian aktivitas Belajar Tinggi: Kombinasi praktik langsung, pemanfaatan teknologi, dan kolaborasi sebaya menjadikan proses pembelajaran lebih dinamis dan menyenangkan, yang pada akhirnya meningkatkan motivasi siswa untuk berlatih.

Oleh: Teguh Aribowo, S.Pd

Guru Seni Budaya SMP 2 Gemolong Sragen



TERKINI


Rekomendasi

...