27 C
Semarang
Senin, 24 November 2025

26 Korban Longsor Banjarnegara masih Dalam Pencarian, 937 Warga Mengungsi



JATENGPOS.CO.ID, BANJARNEGARA- Belum tuntas evakuasi para korban tertimbun longsor di Kecamatan Majenang, Cilacap, masyarakat kembali dirundung duka kejadian longsor di Dusun Situkung, Desa Pandanarum, Kecamatan Pandanarum, Banjarnegara. Diperkirakan sebanyak 26 warga masih dalam pencarian.

Kabid Kedaruratan BPBD Banjarnegara, Raib Saekhudin menyampaikan, sebanyak 937 warga telah mengungsi akibat longsor yang terjadi di Dusun Situkung, hingga siang ini tim SAR masih terus mencari 26 korban yang diduga masih tertimbun longsor.

“Per hari ini sementara 937 mengungsi. Sekarang 26 orang hilang, kemarin ditemukan 1, hingga total korban meninggal ditemukan 2 orang, atas nama Darti dan Luwih,” kata Raib Saekhudin, Selasa (18/11/2025).

Ia mengatakan, kondisi pengungsian sudah mulai kondusif. Hari ini tim SAR gabungan akan kembali melakukan pencarian di lokasi titik longsor yang dikoordinir oleh tim Basarnas.

“Korban ada yang dirawat di Puskesmas tiga orang per tadi malam. Kemarin arahannya kalau yang rumahnya rusak dan di situ sudah tidak memungkinkan, pasti akan diadakan relokasi,” katanya.

Ia menyebut, sudah ada 150 personel yang diterjunkan untuk melakukan evakuasi. Untungnya, lanjut Raib, cuaca hari ini cerah karena telah dilakukan Operasi Modifikasi Cuaca oleh BNPB.

“Alhamdulillah cerah karena saya dapat info dari BNPB sudah dilakukan modifikasi cuaca untuk wilayah Banjarnegara. (Sampai kapan?) Saya baru mendapatkan informasi tadi, BNPB terus mungkin mereka akan melihat berdasarkan perkiraan cuaca,” ungkapnya.

Sementara, proses evakuasi korban longsor sempat dihentikan pada Senin (17/11/2026). Hal itu diakibatkan cuaca mendung disertai hujan gerimis di lokasi longsor, membuat tim SAR memperhitungkan keselamatan personel.

Baca juga:  Bandara Jenderal Besar Soedirman Ditargetkan Beroperasi 1 Juni 2021

Hal itu disampaikan Komandan Satgas Penanggulangan Bencana Kabupaten Banjarnegara, Letkol Czi Teguh Prasetyanto. Kondisi tanah di sekitar titik longsor masih labil dan terus bergerak, sehingga menyulitkan tim untuk menjangkau area terdampak.

Menurutnya, faktor cuaca juga sangat memengaruhi. “Karena hujan, tanah dikhawatirkan semakin bergerak. Jadi sementara proses evakuasi kami hentikan demi keselamatan personel,” ujarnya.

Teguh menjelaskan, kondisi area terdampak masih sangat dinamis. Di mana, dari data awal 20 rumah rusak, kini terdapat tambahan 10 rumah sehingga total menjadi 30 rumah terdampak.

Sementara itu, seluruh warga yang sebelumnya terjebak di hutan telah berhasil dievakuasi ke lokasi yang lebih aman. Meski demikian, Teguh mengakui masih ada kemungkinan korban lain.

Hingga saat ini warga terdampak longsor mengungsi ke beberapa titik aman, antara lain Kantor Kecamatan Pandanarum, GOR Desa Beji, dan Gedung Haji Desa Pringamba.

Gubernur Jateng Ahmad Luthfi meninjau langsung lokasi bencana tanah longsor di Dusun Situkung, Senin (17/11/2025) sore. Luthfi memberikan semangat kepada ratusan warga pengungsi yang kehilangan rumah. Luthfi memastikan hunian baru akan siap dalam tiga hari.

Longsor dengan diameter sekitar 100 meter itu merusak puluhan rumah. Luthfi memastikan seluruh warga Situkung dalam keadaan aman di pengungsian. Dalam tiga hari ke depan, relokasi ke hunian sementara akan mulai dilakukan

“Hunian sementara sudah kita siapkan. Setelah itu baru hunian tetap, karena satu dusun terdampak. Ini bukan sekadar tempat tinggal—kebutuhan sandang, pangan, papan, dan pekerjaan warga harus dipikirkan bersama,” ucapnya.

Baca juga:  Produksi Daging di Jateng Tertinggi Kedua Nasional

Saat ini, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Pemprov Jateng, TNI, dan Polri masih memetakan lokasi hunian sementara dan hunian tetap bagi warga yang kehilangan rumah akibat bencana tersebut.

Dalam kesempatan itu, Luthfi juga sempat bertemu warga yang mengharapkan ibunya dapat segera ditemukan. “Kita doakan yang belum ditemukan agar segera diketemukan. Yang terpenting, semua warga harus berada di tempat aman, jangan kembali ke rumah karena kondisi tanah masih labil,” ujar Gubernur.

Sementara, warga Dusun Situkung, Tusri, mengisahkan detik-detik mencekam ketika longsor terjadi pada Sabtu (15/11/2025) sore. Dalam kondisi gelap gulita, ia dan puluhan warga berlarian menuju kandang ternak, lokasi yang telah ditetapkan sebagai titik aman sekitar 300 meter dari titik longsor.

“Dulu pernah ada kejadian serupa pada 2017, tapi tidak separah ini. Waktu itu kami diarahkan juga untuk mengungsi ke kandang sapi, karena lokasi itu katanya aman,” ujar Tusri, Senin (17/11/2025).

Namun, perjalanan menuju tempat aman itu bukan hal mudah. Sepanjang jalan, suara retakan tanah terdengar jelas, membuat warga semakin panik. “Ada juga ibu-ibu yang manggil-manggil anaknya karena belum ketemu kemarin malam,” ujarnya.

Di kandang yang ia tempati, terdapat 13 orang. Sementara sisanya menyebar di kandang sapi lainnya dan kandang kambing. Secara keseluruhan, 51 warga bertahan di zona aman sementara tersebut.

“Total ada 51 orang yang bertahan. Kami ke situ karena memang sebelumnya sudah diberitahu, kalau ada apa-apa, larinya ke kandang itu. Katanya lebih aman, jauh dari tebing longsoran,” tandasnya. (dtc/dbs/muz)



TERKINI


Rekomendasi

...