JATENGPOS.CO.ID, BATANG – Jumlah temuan kasus HIV/AIDS di Kabupaten Batang terus melonjak. Sejak 2007 sampai bulan Juni 2018 ditemukan 995 kasus dengan 790 kasus diantaranya masih fase HIV, 205 kasus fase AIDS.
Sementara ada 156 penderita yang sudah meninggal dunia. Tentu, fenomena ini membuat prihatin. Apalagi, penyebaran HIV/Aids merupakan fenomena gunung es. Artinya, jumlah penderita HIV/Aids sebenarnya jauh lebih banyak dari data yang terungkap.
“Disatu sisi, semakin banyaknya kasus yang ditemukan dalam kondisi HIV menunjukkan keberhasilan secara program. Disisi lain hal ini menjadi peringatan bagi kita semua agar lebih serius menangani dan menanggulangi HIV AIDS di Kabupaten Batang,” kata Sekretaris Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Batang, H Mudlofir.
Sebenarnya, orang dalam kondisi HIV mungkin bisa disembuhkan dengan pendampingan dan mengakses obat Anti Retro Viral (ARV) untuk menekan pertumbuhan virus sehingga bisa beraktivitas normal.
Namun, jika lebih banyak ditemukan dengan status AIDS, maka itu menjadi kegagalan program karena sudah tidak bisa tertolong lagi. “Jika temuan AIDS lebih tinggi dibandingkan HIV, itu kegagalan program. Penderita sudah tidak bisa tertolong. Walaupun harus minum obat,” tambah Mundlofir.
Penderita HIV/ AIDS (ODHA) didominasi oleh perempuan. Rincianya, 624 perempuan dan laki-laki 371 orang. Usia ODHA kebanyakan usia produktif mulai 21 sampai 35 tahun. Dari 15 Kecamatan, tidak ada yang bebas dari kasus HIV.
“KPA berupaya menemukan kasus HIV secara dini dengan menggandeng para stakeholder seperti Dinas Kesehatan dan Forum Komunikasi Peduli Batang (FKPB) sebagai pendamping ODHA. Saat ini, seluruh Puskesmas di Kabupaten Batang sudah bisa untuk tes HIV. Ini upaya pencegahan dini agar tidak sampai fase AIDS,” jelas Mundlofir. (fid/iwan/dik)