JATENGPOS.CO.ID, UNGARAN– Umat Tri Dharma Vihara Sri Kukusredjo Gunung Kalong, Kalongan, Ungaran Timur, Kabupaten Semarang menggelar sembahyang King Th i Kong, Rabu (13/2) sekitar pukul 00.15 WIB. Suhu The Tjoe Thwan menjelaskan sembahyang ‘Tuhan Allah’ ini merupakan kegiatan rutin setiap tahun diadakan selama perayaan Tahun Baru Imlek. Digelar pada hari kesembilan bulan pertama tahun Imlek. Tujuan untuk berdoa pada Tuhan Allah atas segala sesuatu yang dimintakan para umat, khususnya yang mengikuti sembahyang.
“Kita namakan sembahyang Tuhan Allah, dengan sarana meja tinggi dengan macam-macam sarana lain. Momen kali ini utamanya kita berdoa meminta keselamatan, ketenangan, keberhasilan dan kemakmuran. Tidak lupa kita doakan saudara-saudara kita yang ditimpa sakit dan kesulitan hidup agar diberi kesembuhan dan kemudahan mengatasi masalahnya,” ujar Suhu Thwan, pemimpin ritual Vihara Gunung Kalong ini.
Saat memanjatkan doa, lanjut Suhu Thwan, umat turut mendoakan kondisi masyarakat luas khususnya di Jawa Tengah, dan seluruh masyarakat Indonesia agar diberi ketentraman dan kedamaian selama menjelang Pemilu dan setelah Pemilu mendatang.
“Tidak lupa kita doakan semoga Pemilu mendatang berjalan lancar dan aman. Siapapun yang jadi itu sudah menjadi kehendak Tuhan Allah,” tambahnya.
Dari pantauan di vihara, umat dari berbagai daerah mulai berdatangan sejak pukul 22.00 WIB, langsung bergabung dengan pengurus vihara untuk persiapan sebelum sembahyang. Mereka datang beserta sanak keluarga, kompak bersalam-salaman dan bercengkrama sembari menunggu waktu memasuki tanggal 9 Imlek. Di depan ruang altar utama sudah tersedia meja tinggi sebagai altar persembahyangan yang berhias gambar Naga dengan aneka sarana persembahan untuk Thi Kong (Tuhan). Ada buah-buahan, aneka kue, minuman, dan tidak lupa tebu sebagai ciri khas persembahyangan ini.
“Meja tinggi yang kita gunakan untuk menghormati Tuhan Allah, jadi tinggi meja melebihi tinggi kita. Aneka sarana seperti buah-buahan, kue, minuman masing-masing jenisnya berjumlah 9. Begitu juga dengan jumlah tebu yang kita potong di altar jumlahnya juga 9,” jelas Suhu Th wan.
Di tiap sudut altar persembahyangan diberi tanaman tebu lengkap dengan daunnya, menurut Suhu Th wan, menandai doa yang menjulang tinggi ditujukan kepada yang Tertinggi Tuhan Allah.
“Tebu juga berarti tongkat yang kita jadikan penopang hidup agar tegak lurus tertuju kepada kebaikan. Ibaratnya meski tubuh kita sehat dengan adanya tongkat menjadi kita semakin kuat tegak lurus dalam menjalani hidup kedepan,” jelasnya lagi seusai memimpin sembahyang.
Disebutkan, ritual sembahyang ini merupakan rangkaian perayaan Tahun Baru Imlek yang diadakan Vihara Gunung Kalong. Diakhir perayaan mendatang akan digelar sembahyang Cap Gomeh pada Selasa (18/2) sekitar pukul 00.15 Wib bertepatan dua minggu atau tanggal 14 bulan 1 tahun Imlek 2570. (muz/biz)