JATENGPOS.CO.ID, LANGKAT – Desa Lubuk Kertang, Langkat, Sumatera Utara, memiliki kekayaan ecowisata mangrove yang sangat melimpah. Hal ini membuat Kementerian Pariwisata (Kemenpar) serius masuk mengembangkannya. Kemenpar pun menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) Pengembangan Destinasi Pariwisata Regional I Area I Sumut. Bimtek digelar di Aula Pusat Budidaya Pesisir HKm Lestari Mangrove Desa Lubuk Kertang, Langkat, beberapa waktu lalu.
Bimtek dihadiri oleh masyarakat sekitar sebagai operator destinasi. Berbagai persoalan pengembangan destinasi khususnya kesiapan SDM dibahas tuntas di Bimtek.
“Penyiapan SDM menjadi salah satu fokus utama Kemenpar dalam mengembangkan sebuah destinasi. Apalagi destinasi yang ada di Lubuk Kertang ini berbasis masyarakat. Tentunya mereka juga harus siap dalam menyambut wisatawan serta menjaga destinasi tersebut agar bisa berkembang lebih besar lagi,” ujar Asdep Pengembangan Destinasi Regional I, Lokot Ahmad Enda.
Bimtek menghadirkan berbagai narasumber yang sangat berkompeten, terutama dibidang ecowisata. Seperti Pemerhati Ekowisata Sandrak Lugo Manurung yang menyampaikan paparan mengenai Pemahaman Ecowisata bagi Pengelola Ekowisata Mangrove. Ada juga Ketua HPI DPD Provinsi Sumut Kus Hendro yang menyampaikan paparan mengenai Kepemanduan Wisata di Ekowisata Mangrove. Paparan mengenai Pengembangan Produk Ekowisata di Daerah Pesisir/ Mangrove disampaikan oleh Praktisi Ekowisata Teguh Hartono.
Menurut Lokot, pemilihan ecowisata yang dikembangkan di Lubuk Kertang harus didukung penuh. Pasalnya saat ini kecenderungan wisatawan dunia telah bergeser kearah ecowisata. Maka dari itu pengembangan destinasi ini sangat ideal. Pasalnya kawasan tersebut tersebut seluruhnya memiliki keunikan serta keindahan tersendiri. Hal tersebut menjadi daya tarik bagi para wisatawan.
“Konsep wisata back to nature merupakan trend terkini yang menjadi incaran wisatawan dunia. Kemenpar ingin destinasi ini berkembang dengan baik sehingga dapat memberikan dampak signifikan bagi perekonomian masyarakat,” ujar Lokot.
Sementara itu Kabid Pengembangan Destinasi Area I Wijanarko mengatakan, dipilihnya Lubuk Kertang lokasi bimtek bukan tanpa sebab. Secara historis, kawasan tersebut tadinya merupakan lahan rusak yang tidak bermanfaat. Namun lambat laun akhirnya masyarakat sadar untuk menjaga kelestarian alam.
Saat ini kawasan tersebut berubah 180 derajat menjadi hijau, berkat kegigihan masyarakatnya. Jumlah lahan yang telah di reboisasi mencapai 700 hektar. Hamparan mangrove menghijau menawarkan sensasi menarik bagi wisatawan. Terutama pelantaran kayunya yang menggoda untuk menjadi spot selfie wisatawan.
“Konsep ini menciptakan suatu opsi lain dalam kegiatan pariwisata. Mengingat suatu pengembangan ideal ekowisata dimana lokasi satu dengan yang lainnya agar dapat saling menguatkan dan mendukung sehingga menimbulkan suatu harmonisasi pengelolaan ekowisata yang baik. Ini yang kita dorong di Bimtek ini,” ungkapnya.
Bagi Kasubid Bidang Pengembangan Destinasi Area I B, Andhy Marpaung, program ini bertujuan mempercepat kesiapan SDM yang mengelola destinasi tersebut. Sehingga masyarakat semakin fokus mengembangkan kawasan mangrove tersebut menjadi sebuah destinasi yang dapat mengundang wisatawan.
“Mumpung ini masih baru dikembangkan. Kita masuk untuk mendorong percepatannya. Kalau infrastruktur itu bisa cepat prosesnya, tapi kalau SDM sudah pasti butuh waktu. Apalagi merubah mindset masyarakat yang tadinya tidak memahami pariwisata serta pengembangannya,” ucap Andhy.
Menteri Pariwisata Arief Yahya menyambut baik pelaksanaan bimtek tersebut. Dengan adanya peran aktif masyarakat maka percepatan pembangunan ecowisata dapat dilakukan. Menpar Arief berpandangan, bahwa natural maupun cultural itu harus lestari. Harus sustainable, agar bisa menjadi sumber devisa yang tak ada hentinya. Sehingga makin mensejahterakan masyarakat. Itulah tujuan dari pariwisata berkelanjutan.
“Kemenpar akan terus mendorong hal tersebut. Komitmen kami adalah menjadikan pariwisata sebagai leading sektor perekonomian masyarakat. Semoga dengan bimtek ini dapat memberikan tambahan suplemen yang dibutuhkan oleh masyarakat dalam mengembangkan destinasi di Lubuk Kertang,” ujar Menteri asal Banyuwangi tersebut. (rif)