Kominfo Gandeng Walubi, PHDI dan Matakin Perangi Hoaks

Direktur Informasi dan Komunikasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Kementerian Komunikasi dan Informasi, Wiryanta memberi sambutan dalam kegiatan forum diskusi publik kebudayaan di Aston Inn Pandanaran, Minggu (14/4). Foto : prast.wd/jateng pos
Direktur Informasi dan Komunikasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Kementerian Komunikasi dan Informasi, Wiryanta memberi sambutan dalam kegiatan forum diskusi publik kebudayaan di Aston Inn Pandanaran, Minggu (14/4). Foto : prast.wd/jateng pos

JATENGPOS.CO.ID, SEMARANG — Kementerian Komunikasi dan Informatika turun ke daerah-daerah untuk menggelar forum diskusi publik kebudayaan. Bertempat di Aston Inn Pandanaran Minggu (14/4) Kota Semarang mendapat giliran menjadi tuan rumah.

Dalam diskusi ini Kominfo menggandeng Walubi (Perwakilan Umat Buddha Indonesia), PHDI (Parisadha Hindu Dharma Indonesia) dan Matakin (Majelis Tinggi Agama Konghuchu Indonesia) Jateng. Sebelumnya kegiatan serupa sudah digelar di Bali, Surabaya, hingga Solo.

Direktur Informasi dan Komunikasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Kementerian Komunikasi dan Informasi, Wiryanta memaparkan, “Hoaks itu sebenarnya sudah lama adanya. Hanya saja di era teknologi informasi yang semakin maju ini persebarannya semakin masif. Nah ini yang ingin kami cegah, setidaknya agar mereka yang minoritas tahu bagaimana menanggapinya.”

Baca juga:  Kominfo Minta Warga Waspada
para narasumber menyampaikan materi dalam kegiatan forum diskusi publik kebudayaan di Aston Inn Pandanaran, Minggu (14/4). Foto : prast.wd/jateng pos
para narasumber menyampaikan materi dalam kegiatan forum diskusi publik kebudayaan di Aston Inn Pandanaran, Minggu (14/4). Foto : prast.wd/jateng pos

“Dinamika pasang-surut keberagaman bisa dilihat sesuai dengan perkembangan teknologi informasi. Melalui FB, WA Instagram semua orang bisa jadi penyebar berita. Kegiatan ini akan membekali saudara dari organisasi keagamaan yang kami sebut tadi untuk bermedia sosial dengan bijak,” terangnya.


Ia juga menegaskan, melalui kegiatan ini tidak berarti meninggalkan organisasi keagamaan mayoritas. Ia menyebut bersama MUI, PGI dan KWI sudah melaksanakan kegiatan serupa di level nasional.

“Yang tingkat daerah-daerah lokal ini untuk perkuatan saja. Tujuannya tentu agar membangun manusia Indonesia yang berbudipekerti baik. Karena negara kita ini terdiri dari berbagai elemen suku, dan agama, sekecil apapun, mereka terlibat,” pungkasnya.(pras/bis)