46 Keluarga Petugas Pemilu di Jateng Terima Santunan dari Baznas

JATENGPOS.CO.ID, Semarang — Keluarga dari 46 petugas pemilu yang meninggal dan sakit di Provinsi Jawa Tengah menerima santunan dari Gubernur Jateng Ganjar Pranowo yang masing-masing mendapatkan uang Rp10 juta  berasal dari dana Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Pemprov Jateng.

Santunan diberikan langsung Gubernur Ganjar Pranowo di sela acara peringatan Hari Isra Miraj Nabi Muhammad SAW 1440 Hijriah di gedung Gradhika Bhakti Praja, Semarang, Jumat.

Perinciannya, 33 santunan diberikan bagi keluarga korban yang meninggal dunia, sedangkan sisanya untuk keluarga yang sakit saat melaksanakan tugas selama pemilu.

Gubernur Ganjar secara pribadi dan mewakili masyarakat Jateng mengucapkan turut berduka cita kepada keluarga petugas pemilu yang gugur dalam menjalankan tugasnya dan menyebut mereka sebagai pahlawan demokrasi.

iklan
Baca juga:  Simpan Shabu Di Kamar Kos Disergap Polisi

“Ke depan kami mendorong pihak yang berwenang yakni KPU untuk menyiapkan. Saran saya ada asuransi agar kalau terjadi seperti ini ada yang bertanggung jawab,” katanya.

Ganjar menjelaskan bahwa Pemprov Jateng melakukan tindakan cepat dengan berinisiatif mencari sumber dana yang halal untuk santunan bagi keluarga para pahlawan demokrasi yang tidak ada dalam penganggaran.

“Kami cari sumber yang memungkinkan dan tidak melanggar aturan, maka kita coversemuanya dengan Baznas, masing-masing kami beri Rp10 juta,” ujarnya.

Ganjar juga mengatakan masih akan terus menunggu data  terbaru tentang petugas pemilu di Jateng yang meninggal dunia.

“Kami akan tunggu data  itu agar mereka bisa mendapat satu penghargaan, itu tindakan cepat dari kita. Data masih bertambah, kami pastikan semua dapat,” katanya.

Baca juga:  Jateng jadi Primadona, Jangan Lupakan Aspek Lingkungan

Kejadian ini, lanjut Ganjar, juga menjadi bahan evaluasi bagi Pemprov Jateng dan Ganjar mengaku sudah membicarakan kemungkinan skema penganggaran untuk kejadian darurat semacam ini.

“Apakah kemudian memungkinkan menggunakan anggaran untuk kondisi kedaruratan seperti ini. Kejadian ini tidak dipikirkan sebelumnya karena tidak berlangsung tiap tahun, tapi ini kejutan besar dan harus ditindaklanjuti dengan cepat. Kita akan terus siaga sambil menunggu laporan lagi, untung Baznas kita bagus, jadi bisa ter-cover semuanya,” ujarnya.

Zakiyah anak dari Ahmad Sukadi, petugas KPPS di Kabupaten Pekalongan yang meninggal dunia mengaku terharu dan berterima kasih atas perhatian yang diberikan oleh Gubernur Ganjar Pranowo.

Perempuan itu mengungkapkan sebagai seorang aparatur desa, ayahnya sudah sering menjadi petugas pemilu, namun dirinya tidak pernah menyangka jika ayahnya meninggal usai pelaksanaan pemilu tahun ini.

Baca juga:  Ikut Berduka, BSMI Usulkan Audit Medis Kematian Petugas Pemilu

“Bapak tidak sakit, tapi punya riwayat darah tinggi. Saat dikabari bapak meninggal, saya sedang di sekolah,” katanya sambil terisak.

Anti Trianti, warga Kabupaten Kendal yang juga merupakan penerima santunan mengatakan suaminya yang bertugas sebagai hansip gugur dalam tugas mengawal jalannya tahapan pemilu.

“Sore itu setelah tugas dari TPS, suami saya mengeluh masuk angin, terus saya kerokin. Belum selesai, dia izin ke kamar mandi, begitu keluar langsung jatuh,” ujarnya.

Ia mengaku sudah mengikhlaskan kepergian suaminya dan berharap pengorbanan suaminya tidak sia-sia. (fid/ant)

iklan