BPODT Support Pengembangan Wisata Kuliner dan Belanja Danau Toba

BPODT Support Pengembangan Wisata Kuliner dan Belanja Danau Toba
BPODT Support Pengembangan Wisata Kuliner dan Belanja Danau Toba

JATENGPOS.CO.ID, BRASTAGI – Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT) mendukung pengembangan wisata kuliner dan belanja di Danau Toba. Hal itu sekaligus tindak lanjut Focus Group Discussion (FGD) Kesepahaman Pengembangan Wisata Kuliner dan Belanja yang digelar 23 Mei lalu.

BPODT adalah garda terdepan pengembangan Danau Toba. Dan pengembangan wisata kuliner dan belanja dinilai sangat menjanjikan. Sebagai langkah awal, pengembangan dimulai dari wilayah Tongging.

“Danau Toba memiliki banyak rute dari Medan. Kawasan ini juga ditopang potensi kuliner dan industri kerajinan tangan yang luar biasa. Yang jelas, kami akan support penuh pengembangan Wiskulja di tahap selanjutnya,” ungkap Direktur Industri Pariwisata dan Kelembagaan Kepariwisataan BPODT M Rommy Fauzi, Sabtu (1/6).

BPODT sebelumnya juga menjadi narasumber dalam FGD Kesepahaman Pengembangan Wisata Kuliner dan Belanja. Materinya yang disampaikannya, ‘Program Kerja BODT yang Mendukung Pengembangan Wisata Kuliner dan Belanja’. BPODT menyiapkan KTA Comumunity Center yang terdiri, Girsang Sipangan Bolon, Simanindo, Pangururan, dan Balige.

iklan
Baca juga:  Selain Atambua, Kemenpar Juga Goncang Border Malaka

“Komitmen kuat seluruh stakeholder di sana sudah didapatkan. BPODT akhirnya sepakat menggunakan Tongging sebagai starting-nya. Tongging akan digunakan sebagai awal identifikasi dan pengembangan Wiskulja. Selain posisinya, kawasan ini memiliki potensi besar,” terang Tim Percepatan Pengembangan Wisata Kuliner dan Belanja Kemenpar Virginia Kadarsan.

Tongging masuk wilayah Merek, Karo, Sumut. Destinasi ini hanya membutuhkan waktu sekitar 1 jam dari Brastagi. Tongging menempel langsung di Danau Toba dengan background Gunung Sipiso-Piso. Di sini juga dijumpai Air Terjun Sipiso-Piso. Posisinya berada elevasi 800 mdpl, lalu memiliki ketinggian 120 meter.

Aktivitas lainnya adalah trekking di kawasan gardu pandang. Kawasan ini sangat menarik dengan rute berkelok-kelok. Virginia menambahkan, tindak lanjut pengembangan wisata kuliner dan belanja akan memberi impact positif bagi Danau Toba.

“Ada banyak keuntungan bila wisata kuliner dan belanja dikembangkan lebih cepat di Kawasan Danau Toba. Sebab, ada nilai bisnis besar yang bisa diperoleh dari situ. Dua wisata ini sangat kompetitif untuk mendatangkan income besar,” lanjut Virginia.

Baca juga:  Menpar Gaungkan Percepatan Infrastruktur Wisata Danau Toba Jelang Kunker Presiden

Wisata kuliner dan belanja menjadi pemasukan besar bagi dalam pengembangan ekonomi kreatif. Pada 2017, kuliner memberikan income hingga 41,69%. Sedangkan belanja memberi kontribusi hingga 33,85%. Menariknya pertumbuhan ekonomi kreatif naik 4,95% pada tahun 2016. Distribusinya terhadap PDB Nasional 7,39% hingga 7,44% pada rentang 2014-2016.

“Percepatan pengembangan Wiskulja di Kawasan Danau Toba harus dilakukan. Harapannya, tentu agar destinasi ini semakin optimal memberikan value secara ekonomi. Potensi yang ada bisa terdistribusikan secara optimal,” papar Asisten Deputi Pengembangan Wisata Budaya Kemenpar Oneng Setya Harini.

Sembari menuju tahap berikutnya, pemahaman konsep Wiskulja harus dimiliki stakeholder pariwisata di Karo dan Sumut. Menurut Oneng, konsep pengembangan gastronomi di Indonesia dipengaruhi 3 elemen. Segitiga tersebut adalah kuliner, budaya, dan history-nya. Faktor turunannya terdiri dari ritual, rempah-rempah, dan storytelling.

“Pemahaman pengembangan wisata kuliner dan belanja di Kawasan Danau Toba harus dikuasai. Di sini yang utama agar kuliner juga memunculkan aktivitas. Jadi harus ada atraksi kulinernya. Untuk mengarah ke sana, elemen seperti storytelling sangat penting. Yang jelas, tahap lanjutan pengembangan wisata kuliner dan belanja harus dilakukan,” kata Deputi Bidang Pengembangan Industri dan Kelembagaan Kemenpar Ni Wayan Giri Adnyani.

Baca juga:  Antisipasi Kemacetan, Pekalongan Siapkan Rekayasa Lalin di Pantura

Pengembangan wisata kuliner dan belanja di Kawasan Danau Toba memang diperlukan. Sebab, wisatawan mengeluarkan spending besar untuk aktivitas tersebut. . apalagi wisata ini jadi pintu masuk untuk mengenal masyarakat dan budaya lokal.

Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya menilai wisata kuliner dan belanja di Kawasan Danau Toba akan tumbuh lebih cepat.

“Wisata kuliner dan belanja di Kawasan Danau Toba harus siap secepatnya. Sebab, atraksi di sana sangat mendukung. Alam dan budayanya luar biasa. Aksesibilitas dan amenitas di Kawasan Danau Toba sangat bagus. Agar experience wisatawan bertambah, maka wisata kuliner dan belanja harus bisa dioptimalkan,” tutup Menpar Terbaik Asia Pasifik. (rif)

iklan