Driver Nilai Skema Harian – Mingguan Cara Gojek Benturkan Mitra

JATENGPOS.CO.ID, Semarang – Para mitra driver PT Gojek Indonesia di Kota Semarang menilai skema Harian dan Mingguan yang diterapkan oleh perusahaan bertujuan untuk membenturkan mitra Gojek itu sendiri.

“Kadang driver yang skema mingguan itu, lebih cepat dapat ordernya, pernah waktu itu ada teman yang dalam sehari dapat 40 trip,” ujar Dimas AF Ketua Reaksi Cepat ADO Semarang

Hal tersebut, lanjutnya, tidak jarang membuat driver yang mendapatkan skema harian tidak mendapatkan order sama sekali.

“Kami yakin ini cara Gojek membunuh mitra Gocarnya di Semarang perlahan lahan. Driver dengan skema harian dipersulit untuk mendapatkan order dan akhirnya mereka akan mati dengan sendirinya,” tegasnya.

iklan
Baca juga:  Driver Gojek dan Grab Segel Kantor Maxim Solo

Ia mengakui, tidak jarang “perebutan” order inilah yang memicu rasa permusuhan di antara para driver.

“Kebetulan saya dapat skema mingguan, rasanya seperti dimusuhi oleh teman temen sendiri. Ya karena skemanya itu yg ndak bisa ngasih keadilan buat semua driver,” akunya

Diketahui, pemberlakuan skema baru trip dan insentif mulai aktif pada kamis (1/8/2019). Dimana telah dirubah skema terbaru harian 12 trip mendapat insentif Rp 85 ribu, 16 trip mendapat tambahan Rp 30 ribu, dan 19 trip mendapat tambahan Rp 60 ribu. Jika bisa memperoleh tiga tingkatan trip maka insentif tersebut menjadi komulatif.

“Skema baru total 19 trip hanya mendapat insentif Rp 175 ribu, beda skema lama yang mendapat Rp 250 ribu untuk 19 trip dan 12 trip dapat Rp 125 ribu,” jelas Astrid, juru bicara ADO Semarang.

Baca juga:  Pegang Saham Super App Air Asia, Gojek Fokuskan Investasi di Singapura dan Vietnam

Selain skema harian, diberlakukan juga skema baru mingguan dimana disebutkan jika dalam satu Minggu driver mampu mengkalkulasi 80 trip mendapat insentif Rp 205 ribu, 100 trip dapat insentif Rp 205 ribu, dan 120 trip mendapat insentif Rp 425 ribu.

“Maksimal dibatasi 120 trip satu Minggu, jika kita target tiga hari, maka trip kelebihan tidak dapat insentif. Kebijakan skema baru juga secara sepihak oleh perusahan. Mitra driver tidak bisa memilih sendiri skema yang diinginkan,” pungkasnya. (fid/ntan)

iklan