Musim Kemarau Jadi Momen Tepat Sosialisasi AUTP

Musim Kemarau Jadi Momen Tepat Sosialisasi AUTP

JATENGPOS.CO.ID, JAKARTA – Kemarau di sejumlah daerah Indonesia yang terjadi saat ini memang menjadi ancaman tersendiri bagi petani. Kini petani tak perlu khawatir karena pemerintah telah memfasilitasi dengan Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP). Namun musim kemarau yang menyebabkan lahan petani kekeringan menjadi momentum meningkatkan sosialisasi Asuransi Pertanian.

Dengan adanya AUTP, petani yang terkena musibah banjir dan kekeringan bisa mendapatkan ganti rugi. Dengan membayar premi hanya Rp 36 ribu/ha/musim, petani yang sawahnya terkena bencana banjir, kekeringan dan serangan OPT dapat klaim (ganti) Rp 6 juta/ha.

“AUTP ini akan terus kami sosialisaikan ke petani. Karena ini menjadi bentuk perlindungan kepada mereka dan saat ini sudah banyak petani yang menjadi anggota AUTP,”  kata Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian, Kementerian Pertanian (PSP), Sarwo Edhy di Jakarta.

Dalam program asuransi pertanian, pada2019 pemerintah menyiapkan anggaran sebesar Rp 163,2 miliar. Anggaran tersebut terdiri dari Rp 144 miliar untuk AUTP dan Rp 19,2 miliar untuk AUTS/AUTK.  Besaran premi Rp 180 ribu/ha. Dari jumlah premi tersebut petani hanya diwajibkan membayar sebesar 20% atau Rp 36 ribu/ha, sedangkan 80% sisanya atau Rp 144 ribu disubsidi pemerintah. Dengan klaim yang dapat diterima oleh petani sebesar Rp 6 juta/ha.

iklan
Baca juga:  Sewa Alsintan di Cilacap Sudah Termasuk Premi AUTP

Untuk AUTS dan AUTK, besaran premi ditetapkan Rp 200 ribu/ekor. Jumlah tersebut terdiri atas premi swadaya sebesar 20% atau Rp 40 ribu/ekor. Sedangkan 80% sisanya atau Rp 160 ribu/ekor merupakan premi subsidi. Nilai pertanggungan ditetapkan sebesar Rp 10 juta/ekor.

Strategi Genjot Serapan

Pemerintah menargetkan AUTP pada 2019 seluas 1 juta ha.  Namun Direktur Pembiayaan Pertanian, Ditjen PSP, Indah Megahwati mengakui, target AUTP memangbelum tercapai. Hingga kini baru terealisasi 290.211,96 ha atau 29,02%. Sementara itu, untuk AUTS/AUTK pada 2019, ditargetkan menjangkau 120 ribu ekor. Dari target tersebut baru terealisasi 14.219 ekor

Menurut Indah, hal tersebut terjadi karena beberapa faktor, salah satunya adalah sosialisasi yang belum maksimal. Untuk menggenjot peserta AUTP, Kementerian Pertanian telah menyiapkan strategi. “Target saya dalam 2 bulan ini menyelesaikan asuransi AUTP dan AUTS bisa mencapai 90% di September. Kita akan jemput bola, dengan pararel melakukan kegiatan terutama di tiga Provinsi Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah,” ujar Indah.

Baca juga:  JNE Semarang Bertekad Tingkatkan Pelayanan

Selain itu, lanjut Indah, pihaknya juga akan meningkatkan sosialisasi aplikasi  Sistem Informasi Asuransi Pertanian (SIAP). Sebab sistem pendaftaran online akan mempermudah petani mengikuti program asuransi pertanian, baik AUTP maupun AUTS/AUTK. “Mengenai asuransi, sekarang online. Kita akan melihat lagi seperti apa aplikasinya. Selain ada asuransi, nanti akan ada kegiatan lainnya di online untuk kesejahteraan petani, ini sedang kta rancang,”tambahnya.

Indah juga mengaku jumlah peserta (petani) belum mencapai target bukan semata karena petani tidak mau mengikuti program  asuransi. Namun ada penyebab lainnya, seperti  penyuluh pertanian dan pihak asuransi yang kurang mensosialisasikan ke petani. “Karena aplikasi barunya online, dan masih ada beberapa kendala, seperti penyuluh yang belum paham juga termasuk sinyal yang sulit,” katanya.

Karena itu Indah mengungkapkan, pada 2020 pihaknya akan memberikan penyuluh pertanian insentif pulsa untuk kegiatan penyuluhan asuransi pertanian dan kartu tani.“Kita harapkan bisa di-launching kegiatan initahun 2019,” ujarnya.

Baca juga:  Rawan Banjir, Kementan Dorong Petani Manfaatkan AUTP

Untuk percepatan penyerapan asuransi pertanian, Indah mengatakan, pihaknya juga akan melakukan pemetaan terlebih dahulu untuk mengetahui kawasan mana saja yang memiliki peluang besar untuk memperoleh konsumen.  Provinsi Jawa Tengah, Jawa Timur dan Jawa Barat merupakan provinsi yang menjadi sasaran awal.

”Kami akan ke Kalimantan Selatan, Sumatera Selatan dan Sulawesi Selatan untuk memasukkan agenda. Karena mereka dapat bantuan untuk progran SERASI, jadi supaya mereka juga masuk asuransi. Kita jemput bola bersama pihak asuransi,” ungkap Indah.(rif)

iklan