Menlu Retno Ingin Bumikan Ilmu Diplomasi Melalui “Diplomacy Festival”

JATENGPOS.CO.ID, Semarang – Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Retno Marsudi ingin membumikan berbagai ilmu mengenai diplomasi dan politik luar negeri kepada masyarakat, khususnya kalangan mahasiswa dan pelajar melalui gelaran “Diplomacy Festival” yang telah dilaksanakan pada beberapa daerah selama dua tahun terakhir.

“Intinya dengan ‘Diplofest’ ini kita ingin membumikan semua ilmu yang dilakukan dalam diplomasi dan politik luar negeri Indonesia, sehingga masyarakat dapat menerima ilmu tersebut sekaligus memahami betapa rumitnya pelaksanaan sebuah politik luar negeri,” kata Menteri Retno, di sela menghadiri “Diplomacy Festival 2019”, di Universitas Diponegoro, Semarang, Jumat.
Diplomacy Festival atau Festival Diplomasi kali ini digelar pada beberapa titik di Kota Semarang, Jawa Tengah, pada 29-30 Agustus 2019 oleh Kementerian Luar Negeri RI dengan menggandeng berbagai pihak seperti Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan sejumlah perguruan tinggi.

Baca juga:  Peminat Prodi MKn Unissula Terus Bertambah

Sebelumnya, “Diplomacy Festival” sudah digelar sebanyak lima kali di Kota Yogyakarta, Surabaya, Bandung, Padang, dan Makassar dengan rata-rata partisipasi dari mahasiswa dan pelajar yang hadir mencapai lebih dari 40 ribu atau bisa dikatakan antusiasme di setiap kota provinsi itu besar sekali.

“Melalui ‘Diplofest’, teman-teman bisa memahami apa itu politik luar negeri, apa saja pekerjaan seorang diplomat, banyak ilmu yang bisa dibagikan kepada para mahasiswa/pelajar, sehingga meskipun bentuknya festival, tapi dikemas dalam bentuk yang disukai dengan banyak unsur pendidikannya,” ujarnya pula.
Menlu Retno mengungkapkan, pada agenda “Diplomacy Festival” hari ini Direktur Jenderal Protokol dan Konsuler Kementerian Luar Negeri memberikan pelatihan kepada pejabat-pejabat daerah provinsi mengenai ilmu keprotokolan serta ada simulasi pertemuan internasional yakni pertemuan Dewan Keamanan PBB.
“Kebetulan Indonesia duduk di Dewan Keamanan PBB, dan yang melakukan simulasi itu adalah langsung para diplomat yang menangani isu yang terkait, jadi sudah tidak katanya, katanya atau menurut teori, mengingat yang hadir orang yang betul-betul menangani isu Dewan Keamanan PBB,” katanya lagi.
Selain itu, para diplomat juga akan membagikan ilmu yang berkaitan dengan negosiasi atau ilmu yang dibutuhkan di semua bidang pekerjaan, “public speaking”, dan kehumasan. (fid/ant)