Dibongkar Gara-gara Tol, Siswa SMP 16 Minta Sekolahnya Segera Direlokasi

Dua orang siswa berjalan di salah satu sudut bangunan sekolah yang berbatasan langsung dengan proyek tol Semarang - Batang.

JATENGPOS.CO.ID, SEMARANG – Wajah murung Herdian Bergas (14) siswa kelas 9 SMPN 16 Kota Semarang terlihat jelas saat dirinya mengeluhkan kondisi sekolahnya yang terdampak pembangunan jalan tol Batang-Semarang.

“Sekarang sekolah jadi makin sempit, gedung gedung banyak yang dibongkarin. Bahkan sekarang pinjem buku di perpustakaan sekolah makin susah karena nyatu sama ruang guru, ruang UKS jadi kecil, semuanya jadi susah” ujarnya saat di temui di sekolahnya usai kegiatan sekolah,” ujarnya Kamis (3/10/2019)

Selain itu, katanya, debu debu yang berterbangan, dan suara suara yang berasal dari alat berat pembangunan proyek juga dirasa menganggu kegiatan belajar mengajar.

“Debu itu banyak sekali, apalagi dulu waktu awal awal, sekarang sudah mendingan tapi masih aja banyak debu apalagi musim kemarau gini,” keluhnya.


Baca juga:  Pemenangan Ngesti-Arifah di Tengaran, Bentuk Tim Per TPS hingga Target 100 Persen Suara di TPS

Hal senada juga dikeluhkan siswa SMP 16 lainnya, Alvin Arvianto. Siswa yang juga salah satu atlit voli dan futsal di sekolahnya menyayangkan di bongkarnya fasilitas gedung aula sekolahnya yang biasa digunakan untuk berolahraga.

“Aula itu dulu biasa digunakan untuk latihan olahraga sekarang lumayan susah kalau mau olahraga, apalagi kalau musim kemarau gini, panas banget. Bukannya makin sehat setelah olahraga tapi malah makin gak karuan saking panasnya,” imbuhnya.

Dua siswa itu menambahkan, kunjungan Walikota Semarang Hendrar Prihadi setahun silam, seperti tidak memberikan perubahan apapun bagi sekolahnya.

“Pak Hendi pernah kesini, janji ini itu tapi ditungguin udah setahun ini nggak ada perubahan juga. Ruangan belajar makin terbatas apalagi nanti ada tiga kelas yang mau dibongkar,” paparnya.

Baca juga:  Batan Produksi Samarium Sebagai Pereda Sakit Pada Pasien Kanker

Ia dan ratusan siswa lainnya berharap, adanya kejelasan dari Pemerintah Kota Semarang, Dinas Pendidikan Kota Semarang dan pihak pihak yang berkepentingan lainnya, terkait dengan nasib dan kejelasan tempatnya menuntut ilmu.

“Kalau mau dipindah ya beneran dipindah, jangan malah dibiarkan seperti ini. Jangan menganggu kegiatan sekolah kita ” harapnya. (ita/rit)