JATENGPOS.CO.ID, KONAWE SELATAN – Satu lagi Warehouse Usaha Pelayanan Jasa Alsintan (UPJA) yang didirikan Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP). Peresmian warehouse UPJA di Desa Ambakumina Kecamatan Laeya, Kabupaten Konawe Selatan ini diwakili oleh Direktur Pembiayaan Ditjen PSP Indah Megahwati bersama Bupati Kabupaten Konawe Selatan Surunuddin Dangga.
Warehouse UPJA ini merupakan salah satu program kegiatan dari Kementan dalam pengembangan percontohan model pertanian korporasi berbasis mekanisasi (PKBM).
Semoga dengan berdirinya warehouse alsintan di Kecamatan Laeya – Konawe Selatan ini, dapat menjadi wahana belajar me-manage usaha layanan jasa alsintan dan sarana produksi lainnya bagi kebutuhan usahatani secara kolektif. Sehingga petani dapat terbantu mudah mendapatkan sarana produksi dan jasa alsintan,” ujar Indah, Minggu (24/11).
Melalui kebersamaan para kelompoktani dalam membesarkan peran warehouse ini, tentunya akan mempercepat kemandirian Gapoktan Mandidoha dalam pelayanan jasa alsintan secara profesional. Kementan bersama Persatuan Teknik Pertanian (Perteta) akan terus mengawal kegiatan percontohan ini selama 3 tahun.
“Apabila Gapoktan dapat mandiri sebelum 3 tahun, hal tersebut akan sangat membantu Pemerintah dalam optimalisasi pemanfaatan alsintan mendukung terwujudnya PKBM,” kata Indah.
Ketua UPJA Kecamatan Laeya yang sekaligus Ketua Gapoktan Samsudin menyampaikan terima kasih kepada Kementan melalui Dirjen PSP atas ditunjuknya Gapoktan Mendidoha sebagai satu satunya pelaksana percontohan PKBM di wilayah Indonesia Timur pada tahun 2019.
“Semoga dana hibah yang diberikan dan digunakan untuk membangun kantor dan gudang alsintan serta beberapa fasilitas sarana produksi didalamnya dapat kami gunakan sesuai dengan pemanfaatan yang diharapkan,” kata Samsudin.
Bangunan utama warehouse ini berukuran 25 X 16 meter yang dibangun di lahan seluas 4,2 hektar yang disediakan Pemda Kabupaten Konawe Selatan. Warehouse ini mulai dibangun sejak Maret 2019 hingga September 2019 dengan pengawasan dan pendampingan intensif dari Perteta Sulawesi Tenggara.
“Pada tahun 2018 kami telah menerima bantuan dari Direktorat PSP berupa 1 unit eksavator mini, 4 unit traktor roda empat, 4 unit transplanter dan 1 combine harvester. Semuanya telah kami manfaatkan secara bisnis yang hasilnya dapat membantu kami dalam memberikan sumbangan swadaya pembangunan di lokasi ini,” jelas Samsudin.
Dikatakannya, kehadiran combine harvester memberikan bantuan yang mutlak terhadap alur kas Gapoktan. Dimana 1 unit combine yang diberikan telah mampu dimanfaatkan hingga lintas kabupaten, Sulawesi Tenggara.
“Besar harapan kami Dirjen PSP bisa menambah unit combine harvester untuk kegiatan PKBM Gapoktan Medidoha,” harapnya.
Dia menjelaskan, dahulu pengolahan lahan memakan waktu 3 hari perhektar. Tetapi dengan adanya mekanisasi pengolahan lahan hanya membutuhkan 5 jam perhektar.
Begitu juga panen ,sekarang hanya memakan waktu 2 jam perhektar. Pekerjaan semakin ringan tapi hasilnya semakin maksimal,” pungkasnya.(rif)