JATENGPOS.CO.ID, DEMAK – Pemerintah Kabupaten Demak saat ini tengah gencar melakukan pembangunan perekonomian masyarakat melalui empat sektor andalan. Yakni sektor pertanian, perikanan dan kelautan, Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan pariwisata.
Pertanian merupakan salah satu sektor yang diprioritaskan, mengingat sebagian besar masyarakat Demak masih mengandalkan sumber nafkah dari sektor ini.
“Dari 89.743 hektar luas di Kabupaten Demak, 56,74% diantaranya merupakan lahan persawahan. Adapun produksi padi di Kabupaten Demak pada tahun 2018 mencapai 807.191 ton Gabah Kering Giling (GKG),” jelas Bupati Demak HM Natsir Sosialisasi Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Rice Milling Unit (RMU) Hasil Padi Desa Mranak kemarin.
“Produksi tersebut merupakan yang terbanyak di Jawa Tengah setelah Cilacap dan Grobogan. Hal ini menunjukkan bahwa Kabupaten Demak sangat potensial dalam bidang pertanian,” imbuh bupati HM Natsir.
Lebih lanjut Bupati mengatakan, Kabupaten Demak menjadi salah satu lumbung padi terbesar di Jawa Tengah, namun ada berbagai kendala yang tengah dihadapi oleh petani Demak. Seperti keterbatasan tenaga kerja di sektor pertanian, alat pertanian, benih unggul berlabel serta bencana alam yang berimbas pada rusaknya infrastruktur pertanian.
“Termasuk didalamnya adalah kesulitan petani Demak untuk menjemur gabah, terutama ketika panen raya terjadi saat musim hujan,” imbuh Bupati.
Sedangkan disatu sisi petani diharuskan untuk segera menjual hasil panenannya. Hal inilah yang menyebabkan harga gabah seringkali anjlok.
“Maka pada kesempatan ini, saya atas nama pribadi maupun Pemerintah Kabupaten Demak mengucapkan terima kasih kepada pihak yang sudah menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan bunga rendah,” katanya.
“Bagi pengusaha penggilingan, KUR bisa digunakan untuk menjaga stabilitas harga gabah, utamanya saat panen raya di musim penghujan. Sedangkan bagi para petani, KUR bisa dimanfaatkan untuk upaya budidaya pertanian, seperti pembelian bibit unggul,” tegasnya. (adi/sgt)