JATENGPOS.CO.ID, SEMARANG – Setidaknya 969 barang milik penumpang pernah tertinggal di moda transportasi massal Bus Rapid Transit (BRT) Transsemarang sepanjang 2017 berdasarkan catatan Badan Layanan Umum (BLU) Trans Semarang.
“Kami memiliki Divisi Operasional Bagian Alkom (Alat komunikasi) yang mencatat, ada 969 barang milik penumpang yang tertinggal,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BLU Transsemarang Ade Bhakti di Semarang, Senin.
Sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) yang berlaku, kata dia, jika ada barang milik penumpang yang tertinggal, baik di dalam bus maupun shelter akan ditanyakan kepada penumpang yang berada di tempat itu.
Apabila ternyata tidak ada yang merasa memiliki, lanjut dia, barang tersebut akan dilaporkan ke “control room” mengenai penemuan barang yang akan diberitahukan kepada seluruh petugas lewat radio rig yang saling terkoneksi.
“Penemuan barang juga akan di-‘share’ melalui grup di aplikasi WhatsApp. Begitu juga sebaliknya, jika ada penumpang merasa kehilangan segera sampaikan kepada petugas untuk segera dikoordinasikan petugas lain,” katanya.
Sejauh ini, kata dia, petugas akan menanyakan kepada “control room” untuk mencocokkan dengan barang temuan dengan penumpang yang kehilangan barang, kemudian penyerahan barang dilakukan di shelter transit dan “pool” setiap koridor.
“Memang tidak semua barang diambil, seperti makanan, biasanya tidak ada penumpang yang mencari. Kami juga akan biarkan saja sampai memang kalau ada penumpang yang merasa kehilangan mencari barang tersebut,” katanya.
Namun, kata dia, untuk barang-barang berharga, seperti dompet atau telepon seluler, biasanya penumpang langsung menyadari dan melapor kepada petugas yang selama ini dapat dikembalikan dalam keadaan utuh kepada pemiliknya.
“Kecuali, pernah ada laporan kehilangan pada bulan April 2017. Seorang siswa SMP naik dari Shelter Kagok ke Simpang Lima dan kelupaan ponselnya di-“charge” di Shelter Kagok, kemudian langsung naik bus,” katanya.
Setelah ada laporan, kata dia, petugas langsung mengecek ke Shelter Kagok, namun ponsel tersebut sudah tidak ada di shelter itu karena kebetulan shelter tersebut juga tidak dijaga oleh petugas Transsemarang.
Untuk mengantisipasi, Ade mengatakan bahwa pihaknya berencana menyediakan tempat khusus “lost and found” sekaligus pusat informasi di tengah kota dengan memanfaatkan shelter yang tidak terpakai, seperti Shelter Jalan Pemuda Semarang.
Ditanya jenis barang penumpang yang biasanya tertinggal, dia menyebutkan berbagai macam barang pernah ditemukan. Akan tetapi, yang paling sering adalah helm, jaket, dan barang berharga, seperti dompet dan ponsel.
“Sering kali barang yang tertinggal milik penumpang berupa barang belanjaan. Pernah satu sisir pisang di armada Koridor IV pada bulan Juli 2017, kemudian kacang rebus di armada Koridor 1 pada bulan Agustus 2017,” katanya. (drh/ant)